Pemerintah Jepang Minta BOJ Jangan Buru-Buru Naikkan Suku Bunga Acuan
Bank of Japan (BOJ) diimbau untuk berhati-hati dalam mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
IDXChannel - Bank of Japan (BOJ) diimbau untuk berhati-hati dalam mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
Pemerintah Jepang meminta BOJ untuk melihat berbagai aspek dan memastikan Jepang benar-benar keluar dari deflasi. Hal tersebut dikatakan oleh kata Ryosei Akazawa, Menteri Revitalisasi Ekonomi yang baru.
Akazawa menyampaikan pernyataan tersebut setelah kabinet Perdana Menteri Shigeru Ishiba secara resmi diumumkan. Akazawa, yang dikenal dekat dengan Ishiba, mengungkapkan bahwa stabilitas ekonomi harus diutamakan, khususnya dalam situasi saat ini.
"Saya berharap BOJ berhati-hati dalam mengambil keputusan," kata Akazawa. "Kita tidak boleh mengambil langkah yang berpotensi memperlambat perekonomian. Mengalahkan deflasi harus menjadi prioritas utama."
Komentar Akazawa ini menguatkan sinyal bahwa pemerintahan Ishiba tidak akan segera melakukan normalisasi kebijakan moneter, beberapa hari setelah Ishiba menyatakan belum waktunya membahas kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini semakin memperkuat pandangan di pasar bahwa BOJ tidak akan menaikkan suku bunga pada akhir bulan ini.
Selain itu, Menteri Keuangan baru, Katsunobu Kato, mengisyaratkan bahwa pemerintah mungkin akan menyusun anggaran tambahan, sebagai langkah memperkuat perekonomian di tengah persiapan pemilu yang akan digelar pada 27 Oktober. Ishiba mengonfirmasi rencana pemilu tersebut pada Senin (30/09/2024).
Sebelum kemenangan mengejutkan Ishiba dalam pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa, banyak ekonom memprediksi BOJ akan menaikkan suku bunga pada Januari mendatang. BOJ sendiri sebelumnya menyatakan bahwa mereka akan menaikkan suku bunga jika data ekonomi sesuai dengan proyeksi mereka.
Meskipun inflasi inti Jepang telah berada di atas target 2 persen selama lebih dari dua tahun, pemerintah belum secara resmi menyatakan bahwa deflasi telah berakhir. Mereka khawatir Jepang masih berpotensi kembali ke kondisi deflasi.
Akazawa menegaskan bahwa tantangan untuk mengatasi deflasi sepenuhnya belum selesai, terutama mengingat bahwa upah riil baru mulai naik dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mungkin memerlukan waktu lebih lama sebelum yakin bahwa risiko penurunan harga benar-benar teratasi.
Komentar Akazawa dan Kato juga mencerminkan kehati-hatian pemerintah dalam menjaga stabilitas pasar keuangan. Kemenangan Ishiba yang mengejutkan memicu penguatan yen dan penurunan saham, terutama karena kekhawatiran terkait kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah baru.
"Saya ingin memastikan komunikasi yang tepat dengan pasar, karena mereka sangat memperhatikan bagaimana pemerintahan baru akan mengelola perekonomian," kata Kato. "Kami memiliki arahan yang jelas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjadikan Jepang sebagai tujuan investasi yang menarik."
(Dian Kusumo Hapsari)