BANKING

Pengamat Nilai Rencana Merger BTN Syariah dan BSI Sebaiknya Dibatalkan, Ini Alasannya

Anggie Ariesta 23/06/2022 07:30 WIB

Yusuf menegaskan bahwa sejak awal, konsolidasi bank BUMN syariah terlihat tidak memiliki visi membesarkan industri.

Pengamat Nilai Rencana Merger BTN Syariah dan BSI Sebaiknya Dibatalkan, Ini Alasannya (FOTO:MNC Media)

IDXChannel  - Pengamat Ekonomi Syariah Universitas Indonesia, Yusuf Wibisono mengatakan, rencana merger salah satu bank syariah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dan BTN Syariah sebaiknya dibatalkan. 

Menurut Yusuf, jika untuk perkembangan industri, BTN sebaiknya dikonversi menjadi bank syariah saja.

"Singkatnya, merger BSI - BTN Syariah ini sebaiknya dibatalkan. Untuk respon kewajiban spin off BTN Syariah di akhir 2023 sebaiknya opsi yang dipilih pemerintah adalah mendorong BTN Syariah menjadi bank syariah (BUS) baru atau yang lebih progresif adalah memindahkan BTN Syariah ke BTN dengan BTN dikonversi menjadi bank syariah," ujar Yusuf saat dikonfirmasi MNC Portal, Rabu (22/6/2022).

Yusuf menegaskan bahwa sejak awal, konsolidasi bank BUMN syariah terlihat tidak memiliki visi membesarkan industri. Dalam kasus merger tiga bank BUMN syariah meski signifikan meningkatkan aset BSI, namun dengan ketiadaan injeksi modal baru, aksi korporasi tersebut tidak memberi dampak langsung apapun pada upaya memperbesar pangsa pasar perbankan syariah.

"Pangsa BSI sendiri terhadap induknya yaitu Mandiri, BNI dan BRI, juga rendah, hanya 7,12% per Februari 2022. Rencana akuisisi UUS BTN oleh BSI juga terlihat minim visi membesarkan industri, di mana opsi penggabungan dipilih semata untuk menghindari kewajiban spin off UUS BTN pada akhir 2023," jelasnya.

Menurut Yusuf, upaya mendorong industri perbankan syariah ini akan paripurna ketika perbankan syariah diberi hak eksklusif untuk mengelola seluruh transaksi terkait ibadah keagamaan seperti dana haji, zakat, wakaf dan dana masjid.

Terkait perkembangan merger tersebut, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut. Namun, Haru pernah menegaskan pada April 2022, pihaknya tidak ada rencana untuk mengakuisisi bank syariah lain untuk dimerger dengan UUS BTN.

Adapun BTN berharap ke depannya BTN Syariah dapat terus memberikan layanan pembiayaan perumahan untuk memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia dengan opsi perbankan berbasis syariah.

Saat ini komposisi pemegang saham BSI adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebesar 50,95%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, sebanyak 24,91%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sejumlah 17,29%. Sisanya adalah DPLK BRI sekitar 1,83%, BNI Life Insurance 0,01%, serta pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari 5% termasuk publik yang baru sekitar 7,08%. 

Sementara itu, laba bersih UUS BTN pada 2021 tercatat naik sekitar 37,33% secara tahunan dari Rp134,86 miliar pada 2020 menjadi Rp 185,20 miliar. Pada kuartal I 2022 pertumbuhan pun berlanjut. 

Laba bersih UUS BTN pada periode tersebut naik 25,39% secara tahunan, dari Rp60,14 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp75,41 miliar pada periode yang sama tahun ini. Jika adanya integrasi, diharapkan dapat menjaga dan memperkuat pertumbuhan tersebut.

(SAN)

SHARE