BANKING

Pertumbuhan Kredit Perbankan April 2025 Melambat, Segmen UMKM Masih Lemah

Anggie Ariesta 02/06/2025 17:20 WIB

Pertumbuhan kredit perbankan sedikit melambat pada April 2025 setelah tumbuh 8,88 persen.

Pertumbuhan kredit perbankan sedikit melambat pada April 2025 setelah tumbuh 8,88 persen. (Foto: Dok. OJK)

IDXChannel - Pertumbuhan kredit perbankan sedikit melambat. Penyaluran kredit pada April 2025 tumbuh 8,88 persen lebih lambat dibandingkan Maret 2025 yang tumbuh 9,16 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menilai, kinerja intermediasi perbankan pada April 2025 menunjukkan stabilitas ketimbang akselerasi di tengah kondisi ekonomi yang belum terlalu kondusif.

"Kinerja intermediasi perbankan relatif stabil dengan profil risiko yang terjaga. Pada bulan April 2025, kredit tumbuh sekitar 8,88 persen year-on-year menjadi Rp7.960,94 triliun," kata Dian dalam Konferensi Pers OJK Hasil RDKB Mei 2025, Senin (2/6/2025).

Dian mengungkapkan, perlambatan laju kredit disebabkan kredit segmen UMKM yang belum melaju kencang. Segmen kredit ini tumbuh 2,6 persen, berbeda dengan kredit korporasi yang melesat 12,77 persen. 

Untuk UMKM, kredit mikro dan menengah terdampak cukup signifikan sementara kredit usaha kecil meningkat 9,48 persen. Kondisi ini terjadi di tengah upaya perbankan yang fokus melakukan perbaikan kualitas kredit UMKM.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi hingga 15,86 persen, diikuti kredit konsumsi sebesar 8,97 persen. Sementara itu, kredit modal kerja tumbuh 4,62 persen.

Adapun Bank BUMN yang menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit mencatat pertumbuhan kredit sebesar sebesar 8,82 persen.

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), OJK mencatat pertumbuhan 4,55 persen menjadi Rp9.047 triliun. Giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh 6,02 persen, 6,05 persen, dan 2,07 persen.

Dia menilai, likuiditas perbankan pada April 2025 masih terjaga. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (ALNCD) sebesar 111,32 persen dan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (ALNDPK) sebesar 25,23 persen.

"Keduanya masih di atas ambang batas yang ditetapkan. Liquidity Coverage Ratio (LCR) juga berada di level yang kuat, yaitu 200,35 persen," ujarnya.

Sementara itu, kualitas kredit juga relatif terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,24 persen dan NPL netto sebesar 0,83 persen. Loan at Risk (LAR) tercatat relatif stabil sebesar 9,92 persen. 

Meski sedikit meningkat dibandingkan, rasio NPL gross dan LAR menunjukkan penurunan dibandingkan posisi April 2024. Seölain itu, rasio LAR saat ini juga sudah berada di bawah level sebelum pandemi COVID-19 sementara Capital Adequacy Ratio (CAR) masih cukup tinggi di kisaran 25,43 persen.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE