Potensi Dividen di Depan Mata, Begini Proyeksi Saham Asuransi Tugu Pratama (TUGU)
Salah satu emiten asuransi umum yang layak untuk menjadi saham pilihan adalah TUGU.
IDXChannel – Saham-saham emiten asuransi umum merespons pergerakan IHSG yang tertekan belakangan ini dengan variatif. Di antara saham asuransi umum yang mengalami tekanan adalah PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance /TUGU).
Meski harga sahamnya cenderung tertekan, valuasi yang sudah murah ditambah potensi pembagian dividen dapat menjadi katalis positif untuk harga saham TUGU.
Pengamat pasar modal Yazid Muammar yang turut memantau pergerakan harga saham asuransi umum menyampaikan bahwa valuasi sektor yang masuk jasa keuangan ini masih relatif terdiskon.
“Rata-rata rasio Price to Book Value (PBV) sektor asuransi umum saat ini berada di 0,58x, lebih rendah sektor keuangan yang berada di PBV 1,57x dan IHSG yang berada di 1,85x sehingga menarik untuk dipantau menjadi stock pick di tengah berbagai risiko ketidakpastian yang ada," ujar Yazid dalam risetnya Kamis (20/3/2025).
Menurut Yazid, salah satu emiten asuransi umum yang layak untuk menjadi saham pilihan adalah TUGU. Ia menjelaskan bahwa saat ini TUGU ditransaksikan di 0,33x PBV atau berada di bawah rata-rata industri maupun sektor keuangan.
“Dengan kinerja keuangan yang solid di sepanjang 2024, saham TUGU saat ini significantly undervalued. Laba inti tahun berjalan tumbuh 63 persen menjadi Rp706 miliar di tengah pertumbuhan premi bruto yang mencapai 11 persen di 2024 dan loss ratio yang sukses dijaga di bawah 60 persen atau tepatnya di 54,4 persen” katanya.
Tekanan yang dialami oleh harga saham TUGU di sepanjang 2025 lebih disebabkan karena sentimen temporer dan bukan karena aspek fundamental menurut Yazid. Ia juga mengungkapkan bahwa saham TUGU secara likuiditas transaksi paling tinggi jika dibandingkan emiten asuransi umum lain yang membuatnya cukup terkena imbas sentimen makro yang kurang kondusif.
Di saat harga saham TUGU tertekan, Yazid melihat potensi return dari berinvestasi di saham asuransi umum dengan total aset mencapai Rp 26,4 triliun tersebut tergolong tinggi. Apalagi setelah rilis kinerja yang gemilang di 2024 dan potensi pembagian dividen.
“Setelah rilis laporan keuangan, agenda berikutnya dalam waktu dekat di kuartal II-2025 nanti adalah RUPS di mana agenda rutin yang biasanya dimintakan restu adalah pembagian dividen dan sejak melantai di BEI, TUGU tidak pernah absen membagikan dividen kepada pemegang saham” tuturnya.
Menurut perhitungan Yazid, dengan capaian laba tahun berjalan di 2024 dan menggunakan rasio payout dividen historis 40 persen, maka potensi dividen yang kemungkinan disetor ke pemegang saham mencapai Rp300 miliar.
“Potensi dividen per saham bisa Rp84 atau dengan harga saat ini mampu memberikan yield 8,7 persen. Nyaris 9 persen di mana yield dividen dari big bank umumnya 4-6 persen dan ini artinya lebih tinggi. Apalagi jika melihat gap valuasi TUGU dengan peers yang juga masih lebar. Secara sederhana saham TUGU memberikan margin of safety bagi investor yang menjanjikan," katanya.
Dalam kasus kondisi pasar yang bergerak volatil seperti sekarang, risiko yang ditanggung investor tergolong tinggi, sehingga dengan berinvestasi pada saham-saham yang konsisten tidak hanya menjadi buffer untuk portofolio tetapi juga memberikan arus kas yang positif dari pembagian laba tersebut sebagaimana diungkapkan Yazid.
“Jika menggunakan target PBV historis TUGU di 0,4-0,5x saja mendekati pasar saat ini, nilai wajar saham TUGU secara konservatif berada di Rp 1.330 per saham. Artinya ada potensi upside setidaknya 36,4 persen dan ini belum ditambah potensi yield 8,7 persen sehingga menarik dikoleksi," tutur dia.
Terlepas dari valuasi yang sudah sangat terdiskon, TUGU mencatatkan kinerja keuangan yang solid di sepanjang tahun 2024. Premi bruto tumbuh 11 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp8,5 triliun. Sementara jumlah pendapatan tumbuh 10 persen yoy menjadi Rp3,9 triliun.
Di saat pendapatan tumbuh dobel digit, beban klaim neto tumbuh 7 persen menjadi Rp 2,0 triliun dan beban usaha serta beban usaha lainnya justru turun 4 persen sehingga mampu mendongkrak perolehan laba Perseroan.
Per akhir Desember 2024, TUGU mencatatkan total aset sebesar Rp26,4 triliun dengan nilai ekuitas konsolidasi sebesar Rp10,5 triliun.
(kunthi fahmar sandy)