Resmi Masuk Top 10 Bank Syariah Global, BSI (BRIS) Didorong Buka Cabang di Timteng
BSI memiliki posisi strategis dalam industri keuangan syariah nasional dengan potensi yang besar.
IDXChannel - Keberhasilan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), atau BSI, menembus jajaran Top 10 Bank Syariah Global terus mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Terbaru, apresiasi datang dari Anggota Komisi VI DPR RI, Jon Erizal, yang berharap agar prestasi tersebut dapat semakin menyemangati manajemen BSI dalam mencanangkan berbagai ekspansi selanjutnya.
Misalnya saja dengan mulai bersiap diri untuk membuka kantor cabang di wilayah Timur Tengah (Timteng), sebagai upaya untuk semakin dikenal di kancah internasional.
"Ke depan, ini pasar kita besar sekali. Hubungan aktivitas syariah dengan negara-negara di Timur Tengah luar biasa. Kita harus bisa membuka cabang di Jeddah, Madinah dan tempat-tempat lainnya. Apalagi (jamaah) umroh dan haji (Indonesia) terus meningkat," ujar Jon, Minggu (17/3/2024).
Menurut Jon, dirinya telah memprediksi bahwa bisnis BSI akan tumbuh dengan pesat, sehingga dapat menjadi salah satu dari 10 bank syariah dunia dengan kapitalisasi pasar terbesar lebih cepat dari periode yang ditargetkan pemerintah, yaitu pada 2025.
Pencapaian tersebut mengacu pada penutupan harga saham BSI dengan kode BRIS pada perdagangan Rabu (13/3/2024) dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp131,47 triliun, atau setara USD8,44 miliar.
Saham BRIS pada Rabu dibuka pada harga Rp2.610 dan ditutup pada Rp2.850 atau naik 9,62 persen. Berdasarkan harga penutupan tersebut, harga saham BRIS naik hingga 63,79 persen sejak awal tahun (year-to-date/ytd) atau naik 114 persen year-on-year (yoy).
Jon mengatakan bahwa BSI memiliki posisi strategis dalam industri keuangan syariah nasional dengan potensi yang besar.
"Pada awal aksi korporasi oleh Kementerian BUMN, saya melihatnya (program tersebut) sangat strategis, karena pasarnya di Indonesia sangat besar," ungkap Jon.
Menurut Jon, bila bank syariah BUMN tidak dikonsolidasikan dan tetap berjalan sendiri-sendiri, perkembangan keuangan syariah di Indonesia mungkin tidak lebih baik dari Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Jon menyatakan bahwa penggabungan bank-bank syariah BUMN menjadi BSI memberikan daya tawar yang tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun secara global.
"Kalau size (bank syariah) kita kecil, jalan sendiri-sendiri, investor juga mungkin ragu. Setelah digabungkan membentuk BSI kan jadi bisa bicara di tingkat dunia," papar Jon.
Jon pun mengapresiasi jajaran direksi dan komisaris BSI atas prestasi yang dicapai. Jon menilai bahwa penempatan orang-orang kompeten di BSI menjadi faktor penting yang menunjang perusahaan tersebut dalam menciptakan terobosan dengan cepat.
Sebelumnya, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyaatakan bahwa saham BRIS telah menjadi salah satu faktor pendorong yang turut mendorong pergerakan positif IHSG pada kisaran 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81.
Hery menuturkan bahwa saat ini sektor perbankan masih menjadi andalan utama investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia karena kinerja yang stabil.
"Ketika BRIS ternyata memiliki fundamental performance yang sangat baik maka BRIS pun menjadi saham yang banyak dikoleksi investor," ujar Hery. (TSA)