BANKING

Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19 segera Berakhir, BRI (BBRI) Siapkan Pencadangan Memadai

Anggie Ariesta 20/02/2024 11:18 WIB

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mengakhiri restrukturisasi kredit pada Maret 2024.

Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19 segera Berakhir, BRI (BBRI) Siapkan Pencadangan Memadai. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mengakhiri restrukturisasi kredit pada Maret 2024. Sebagaimana diketahui, program restrukturisasi dilakukan untuk meringankan nasabah yang terkena dampak Covid-19 pada 2020 lalu.
 
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan mencatat penyusutan nilai restrukturisasi kredit yang terdampak Covid-19. Per Desember 2023, outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 di BRI sebesar Rp54,5 triliun, menyusut dari tahun sebelumnya sebesar Rp107,2 triliun.

"Apabila dihitung dari puncaknya yaitu sebesar Rp210 triliun itu sudah keluar dari status restrukturisasi, sehingga sekarang outstanding-nya tinggal Rp54 triliun," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, Selasa (20/2/2024).

Adapun menjelang berakhirnya kebijakan restrukturisasi, BRI telah menyiapkan pencadangan yang cukup dan memadai.
 
"Sekarang NPL coverage BRI per Desember 2023 itu 215,27%, lebih dari dua kali dari NPL Coverage sudah kita cadangkan. Saya kira itu lebih dari cukup ya. Dan kemudian kualitas kredit atau NPL BRI terkendali di level 2,95%," tambah dia.

Strategi lain yang dilakukan yakni dengan selective growth dan tetap memperkuat risk management. BRI telah membentuk regional risk management di setiap wilayah untuk mengawal kualitas kredit serta secara aktif melakukan monitoring pada portofolio kredit.

Pada tahun ini, BRI juga akan berfokusnya di penguatan kapabilitas retail banking serta memiliki aspirasi tambahan yaitu optimalisasi kontribusi perusahaan anak. Kemudian akan tetap fokus kepada pada UMKM, khususnya di ultra mikro.

Oleh karena itu, melanjutkan kinerja dan strategi Holding UMi akan tetap menjadi prioritas utama sebagai sumber pertumbuhan baru.

"BRI akan tetap memastikan tersedianya sumber pertumbuhan baru, terutama datang dari segmen ultra mikro. Yang kedua adalah memastikan kecukupan modal untuk meng-cover pertumbuhan bisnis secara sustain di tahun 2024 ini," kata dia.

Dari sisi fungsi intermediasi hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4% yoy di sepanjang 2023.

Sementara itu, kinerja BRI sepanjang 2023 secara konsolidasian tercatat aset perseroan tumbuh 5,3% yoy menjadi sebesar Rp1.965 triliun, serta membukukan laba sebesar Rp60,4 triliun atau tumbuh 17,5% year on year (yoy).

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil menghimpun Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9% yoy. 

Pencapaian ini juga lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8% secara yoy pada akhir Desember 2023. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4% atau setara dengan Rp874,1 triliun.

(NIA)

SHARE