BANKING

Ruang Penurunan Suku Bunga BI Dinilai Terbatas, Ini Faktor Pemicunya

Anggie Ariesta 07/03/2025 15:09 WIB

Ruang penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun ini dinilai terbatas.

Ruang Penurunan Suku Bunga BI Dinilai Terbatas, Ini Faktor Pemicunya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Ruang penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun ini dinilai terbatas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko, baik dari sisi global maupun domestik yang perlu dipertimbangkan secara cermat.

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede menilai, faktor pertama yang memengaruhi keputusan BI adalah kondisi inflasi

"Di awal tahun ini, inflasi cenderung cukup rendah, memberikan indikasi adanya ruang untuk penurunan suku bunga," ujar Josua dalam Permata Bank Public Expose 2025 di Jakarta, Jumat (7/3/2025). 

Namun, efek dari diskon listrik bersifat sementara, sehingga inflasi diperkirakan kembali normal pada Maret atau April 2025. Secara keseluruhan, inflasi hingga akhir tahun diproyeksikan berada di kisaran 2 persen. 

Faktor kedua, nilai tukar rupiah yang rentan terhadap kondisi global, termasuk kebijakan tarif oleh mantan Presiden AS Donald Trump, perlambatan ekonomi China, dan ketidakpastian geopolitik. 

"Masih ada faktor risiko global yang cukup tinggi," kata Josua.

Selain itu, defisit transaksi berjalan yang meningkat juga menjadi perhatian. 

"Tahun lalu, defisit transaksi berjalan cenderung meningkat dibandingkan 2023, dan tahun ini pun diperkirakan akan melebar lagi di atas 1 persen terhadap PDB," kata dia. 

Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor geopolitik, perlambatan ekonomi China, dan kebijakan tarif Trump yang berdampak pada ekonomi global.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Josua menilai meskipun ada ruang untuk penurunan suku bunga, namun cukup terbatas dan akan terus dievaluasi oleh BI dari waktu ke waktu.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 18-19 Februari 2025, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 5,75 persen. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024.

Keputusan untuk mempertahankan suku bunga ini mencerminkan sikap BI yang berhati-hati dalam menghadapi berbagai risiko global dan domestik, serta komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.


(NIA DEVIYANA)

SHARE