Saingi Rata-Rata Industri, Kinerja Kredit Bank DKI Tembus Rp50,11 Triliun
pertumbuhan signifikan terjadi pada kredit ritel yang tumbuh sebesar 74,46 persen menjadi Rp1,43 triliun pada Juni 2023.
IDXChannel - Kondisi krisis di Amerika dan Eropa menjadi tekanan tersendiri bagi industri perbankan nasional.
Meski demikian, sejumlah bank Tanah Air terbukti mampu bertahan, dan bahkan berhasil mempertahankan tren pertumbuhan secara konsisten dan meyakinkan.
Salah satunya adalah PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Bank DK) yang hingga Juni 2023 lalu sukses mencatatkan kinerja kredit dan pembiayaan hingga Rp50,11 triliun.
Capaian tersebut terhitung tumbuh sebesar 14,82 persen dibanding realisasi pada periode sama tahun lalu yang masih sebesar Rp43,64 triliun.
Porsi pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan ini lebih baik dari pertumbuhan rata-rata kredit dan pembiayaan secara nasional berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana hingga April 2023 tumbuh sebesar 8,26 persen.
Jika dikhususkan pada rata-rata pertumbuhan kredit dan pembiayaan BPD, maka SPI mencatat angka 10,07 persen, yang juga masih di bawah porsi pertumbuhan kinerja kredit dan pembiayaan Bank DKI.
"Kinerja positif ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit secara tahunan (year on year/yoy) pada seluruh segmen, dengan fokus pada bidang UMKM," ujar Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy, dalam keterangan resminya, Kamis (27/7/2023).
Menurut Fidri, pertumbuhan signifikan terjadi pada kredit ritel yang tumbuh sebesar 74,46 persen menjadi Rp1,43 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp821,54 miliar pada Juni 2022.
Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan pertumbuhan sebesar 52,5 persen menjadi Rp2,98 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp1,95 triliun pada Juni 2022.
Selain itu, kredit konsumer juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 14,23 persen menjadi Rp20,94 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp18,33 triliun pada Juni 2022.
Begitu pula dengan kredit skala lebih besar, seperti kredit menengah yang tumbuh 16,18 persen menjadi Rp1,68 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp1,45 triliun pada Juni 2022.
Sementara, segmen kredit komersial tumbuh 2,03 persen menjadi Rp16,45 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp16,13 triliun pada Juni 2022, seiring strategi penyaluran kredit komersial yang dilakukan secara selektif oleh Bank DKI.
Kredit sindikasi juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu tumbuh 33,48 persen menjadi Rp6,62 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp4,96 triliun pada Juni 2022.
Penyaluran pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 10,19 persen menjadi sebesar Rp7,82 triliun pada Juni 2023, dari sebelumnya Rp7,09 triliun di Juni 2022.
Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut turut mendorong peningkatan aset Bank DKI sebesar 12,08 persen hingga menjadi Rp82,00 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp73,17 triliun di Juni 2022.
Lebih lanjut, Fidri mengatakan dalam strategi ekspansi kredit, Bank DKI memprioritaskan pengelolaan risiko yang efektif, pengaturan portofolio kredit yang berorientasi pada segmen UMKM dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal.
Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross mengalami perbaikan menjadi 1,9 persen pada Q2-2023 dari sebelumnya 2,26 persen pada Q2-2022, yang menandakan kualitas kredit Bank DKI semakin sehat.
Selain itu, Bank DKI juga melakukan mitigasi potensi risiko seiring dengan pertumbuhan kredit dengan menjaga Coverage Ratio sebesar 219,16 persen.
"Menghadapi kondisi ekonomi yang menantang, Bank DKI terus berupaya untuk mengadaptasikan strategi dan mencari peluang baru utamanya pada sektor yang stabil dan potensial serta percepatan digitalisasi secara konsisten, untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh Pemangku Kepentingan," tegas Fidri. (TSA)