BANKING

SeaBank Indonesia Catatkan Laba Bersih Pertama Kali, Bank Digital Masih Seksi?

Maulina Ulfa - Riset 10/04/2023 16:31 WIB

Anak perusahaan Sea Ltd, PT Bank Seabank Indonesia, baru saja mencatatkan kinerja keuangan moncer pada tahun buku 2022.

SeaBank Indonesia Catatkan Laba Bersih Pertama Kali, Bank Digital Masih Seksi? (Foto: Seabank)

IDXChannel - Anak perusahaan Sea Ltd, PT Bank Seabank Indonesia, baru saja mencatatkan kinerja keuangan moncer pada tahun buku 2022. Seabank mencatatkan laba sebelum pajak pendapatan (PBT) sebesar Rp59,5 miliar pada kuartal keempat 2022.

Kenaikan ini berbanding terbalik dengan kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya.

Dilaporkan DealstreetAsia, Senin (10/4), SeaBank Indonesia juga mencatatkan laba bersih Rp269,2 miliar sepanjang 2022. Capaian ini membalikkan kerugian yang sempat diderita SeaBank Indonesia sebesar Rp 313,4 miliar pada 2021.

Manajemen SeaBank Indonesia mengklaim kesuksesan ini merupakan bentuk dukungan dan kepercayaan nasabah.

Kinerja keuangan SeaBank Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya peningkatan dalam aktivitas pinjaman dengan total distribusi mencapai Rp 15,9 triliun sepanjang 2022, meningkat 160% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 6,1 triliun.

Adapun tingkat rasio pinjaman bermasalah atau non-performing loans (NPL) mencapai 2,03% pada periode yang sama dan net NPL mencapai 0,13%.

Strategi SeaBank Indonesia dalam menggaet nasabah adalah penawaran suku bunga yang menarik dibandingkan dengan competitor sepanjang 2022.

SeaBank Indonesia mencatat kenaikan dana simpanan nasabah mencapai 158% year on year (yoy) atau sebanyak Rp 21,6 triliun dibanding Rp8,3 triliun pada 2021.

Bank Digital RI Masih Seksi?

Salah satu bank digital di Indonesia, Allo Bank (BBHI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 40% YoY pada 2022 menjadi Rp270 miliar. Kondisi ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang meroket 221% YoY menjadi Rp627,2 miliar dari hanya Rp195,32 miliar pada tahun buku 2021.

Keuntungan awal ini mencerminkan bahwa bank digital masih dapat mendanai pertumbuhan secara internal pada 2023.

Allo Bank yang didukung oleh CT Group, Bukalapak, Salim Group, Grab Holdings, Traveloka Indonesia, dan Carro juga memiliki potensi dapat menjangkau 100 juta nasabah dengan ekosistem yang dibangun.

Allo Bank juga melaporkan hasil kinerja keuangan sepanjang 2022 baru-baru ini. Allo Bank Indonesia menyalurkan pinjaman atau kredit sebesar Rp6,99 triliun kepada pihak ketiga, naik 222% YOY sepanjang 2022.

Aset Allo Bank juga naik 138% menjadi Rp11,06 triliun menyusul keberhasilan langkah untuk meningkatkan modal awal di tahun lalu.

Pada saat yang sama, liabilitas atau kewajiban Allo Bank juga mengalami peningkatan 39% YoY menjadi Rp4,65 triliun, terutama didukung oleh keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan simpanan pelanggan, yang naik 108% menjadi Rp44 triliun.

Meskipun Bank Jago sudah memiliki rasio dana murah (CASA) lebih dari 70% dan biaya dana sekitar 2%. Adapun rasio CASA menunjukkan proporsi dana murah dibanding total dana pihak ketiga yang diperoleh perbankan.

Ini menunjukkan bahwa bank memiliki posisi yang baik untuk menumbuhkan buku pinjamannya ditambah menghasilkan margin bunga bersih sebesar 10%, yang secara signifikan di atas empat bank teratas di Indonesia yang NIM-nya berkisar antara 4,6% hingga 7,8%.

Di akhir Januari lalu, saham emiten bank digital ambruk berjamaah setelah usainya euforia bank digital pada 2021 lalu. Kendati demikian, industri ini masih prospektif di tahun 2023 seiring bertumbuhnya kinerja emiten.

Saham emiten bank digital saat ini sudah merosot hingga 80 persen bila dibandingkan dengan harga sahamnya saat bank digital tengah ‘hype’ di tahun 2021 lalu. (ADF)

SHARE