BANKING

Segmen Kredit Masih Jadi Penopang Utama Laba Bank BCA (BBCA) 

Anggie Ariesta 23/10/2024 19:41 WIB

BBCA meraup laba bersih Rp41,1 triliun atau naik 12,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp36,4 triliun.

Segmen Kredit Masih Jadi Penopang Utama Laba Bank BCA (BBCA) (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Segmen penyaluran kredit masih jadi penopang utama pertumbuhan laba PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA (BBCA) pada kuartal III-2024. 

BBCA meraup laba bersih Rp41,1 triliun atau naik 12,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp36,4 triliun.

"Ada beberapa faktor ya, disini kita lihat juga bahwa dari kredit yang tahun lalu meningkatnya sudah cukup besar, nah tahun lalu maka bunganya cuma seperempat kuartal terakhir. Tetapi tahun ini, sudah melalui day one sudah 100 persen dari kenaikan bunga, kita nikmati full year, itu dari satu kredit," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam Press Conference Paparan Kinerja Triwulan III BCA, Rabu (23/10/2024).

Adapun BCA dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit sebesar 14,5 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp877 triliun per September 2024.

Penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang oleh kredit korporasi yang naik 15,9 persen yoy atau mencapai Rp395,9 triliun.

"Ini pun tentunya meningkatkan net interest income BCA, meningkatkan laba BCA dari kredit terutama," ujar Jahja.

Selain itu, ada biaya personal expense tambahan yang naik 7,9 persen karena Bank BCA berusaha untuk tidak mengurangi jumlah karyawan. Faktor lainnya adalah capital expenditure atau belanja modal yang sangat dikontrol. 

"Tapi yang untuk long term, secara terukur kita meneliti mana yang betul-betul kita butuhkan, nah ini juga menolong jumlah biaya depresiasi agar seminimal mungkin,"  tutur dia.

Kemudian, BCA mencatat Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1 persen per September 2024, atau membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9 persen.

Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga sebesar 2,1 persen. Pencadangan NPL dan LAR berada pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9 persen dan 73,5 persen.

"Nah loan at risk kita terus turun, artinya kredit quality kita terus membaik, sehingga tahun ini penambahan cadangan tidak terlalu besar," kata Jahja.

(DESI ANGRIANI)

SHARE