Sektor Perbankan Nasional Diklaim Cukup Tangguh untuk Hadapi Tantangan Global
Parto menyoroti bahwa pertumbuhan kredit di sektor perbankan telah meningkat sebesar delapan persen dalam setahun terakhir.
IDXChannel - Kinerja sektor perbankan menjadi salah satu yang paling disorot oleh pelaku pasar dalam menilik proyeksi perekonomian nasional ke depan.
Hal tersebut tak lepas dari posisi sektor perbankan yang selama ini cukup menjadi katalis, dan merupakan salah satu penopang utama industri pasar modal dan perekonomian secara keseluruhan di Indonesia.
"Kita bisa lihat ketahanan sektor perbankan nasional cukup tangguh di tengah tantangan ekonomi global," ujar Direktur Infovesta, Parto Kawito, dalam Market Outlook 2024 dan Prospek Investasi di Sektor Perbankan Pasca Pemilu dan Musim Pembagian Dividen, di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Acara yang digelar secara kolaboratif oleh Infovesta dan STAR Asset Management tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Mandiri Sekuritas dan juga Infovesta.
Dalam paparannya, Parto menyoroti bahwa pertumbuhan kredit di sektor perbankan telah meningkat sebesar delapan persen dalam setahun terakhir.
Sementara pertumbuhan deposito stabil di angka enam persen. Selain itu, kualitas aset juga meningkat dengan penurunan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) dari 2,9 persen menjadi hanya 2,5 persen.
"Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas aset di sektor perbankan. Penanda-penanda ini menegaskan peran penting sektor perbankan dalam mendorong perekonomian Indonesia dan dinamika pasar modal," tutur Parto.
Turut hadir dan membuka acara secara langsung, Direktur BEI, Jeffrey Hendrik, menekankan pentingnya adaptasi pasar modal Indonesia terhadap tren global dan teknologi finansial untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi.
Sementara, Head of Research Division BEI, Verdi Ikhwan, memberikan wawasan tambahan tentang kinerja IHSG dan aktivitas transaksi yang tercatat di BEI, yang menunjukkan peningkatan kapitalisasi pasar dan mencapai all time high sebesar Rp11.913 triliun pada 13 Maret 2024, mencatatkan kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami peningkatan sebesar 4.9% (ytd) menjadi Rp11.3 triliun pada 16 April 2024. Pertumbuhan perusahaan tercatat di BEI yang stabil dengan total 924 perusahaan pada tahun 2024.
"Hal ini menjadikan Indonesia memiliki jumlah perusahaan tercatat terbanyak di ASEAN, yang mencerminkan dinamika pasar modal yang kuat dan prospek ekonomi yang menjanjikan bagi investor," ujar Verdi.
Kemudian, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, lebih menyoroti pertumbuhan PDB yang stabil sebesar 5,1 persen dalam setahun terakhir. Andry menekankan peranan signifikan sektor perbankan, dengan pertumbuhan kredit tahunan mencapai sembilan persen dan rasio kredit terhadap deposito (LDR) yang bertahan di 92 persen.
Kondisi ini menunjukkan likuiditas yang memadai untuk ekspansi lebih lanjut. Tambahan lagi, peningkatan laba bersih sektor perbankan sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya memperkuat peran sektor ini dalam mendukung perekonomian nasional. Dalam kontinuitas analisis tersebut, disebutkan bahwa kredit sektor perbankan naik sebesar delapan persen tahun lalu, sementara deposito tumbuh enam persen.
"Penurunan rasio kredit bermasalah dari 2,9 persen menjadi 2,5 persen juga menunjukkan peningkatan dalam kualitas aset, memperkuat fungsi sektor perbankan sebagai pilar utama ekonomi dan pasar modal di Indonesia," tegas Andry. (TSA)