BANKING

Selain Sentimen The Fed, BI Ungkap Penyebab Rupiah Kembali Melemah 

Nia Deviyana 20/06/2024 16:46 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap sederet faktor yang membuat pelemahan rupiah kembali terjadi. 

Selain Sentimen The Fed, BI Ungkap Penyebab Rupiah Kembali Melemah. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap sederet faktor yang membuat pelemahan rupiah kembali terjadi. Perry mengungkapkan, nilai tukar Rupiah pada Juni 2024 (hingga 19 Juni 2024) terjaga, meski sempat tertekan 0,70 persen (point-to-point/ptp), setelah pada Mei 2024 menguat 0,06 persen (ptp) dibandingkan dengan nilai tukar akhir bulan sebelumnya. 

"Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh dampak tingginya ketidakpastian pasar global, terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan FFR, penguatan mata uang Dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik," kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni, Kamis (20/6/2024). 

Dari faktor domestik, tekanan pada rupiah juga disebabkan kenaikan permintaan valas oleh korporasi, termasuk untuk repatriasi dividen, serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan. 

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan akan bergerak stabil sesuai dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar, serta didukung oleh aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya Inflasi, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," kata Perry.

Bank Indonesia terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter termasuk peningkatan intervensi di pasar valas serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI. 

"Selain itu, Bank Indonesia memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," kata Perry. 

(NIA)

SHARE