Suku Bunga Kredit Diperkirakan Masih Turun pada 2025
Bank perlu mengelola strategi pendanaan mereka, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit
IDXChannel - Suku bunga kredit diperkirakan masih akan turun sebagai respons dari penurunan BI Rate pada 2025.
"Ditambah lagi dengan ekspektasi penurunan suku bunga global di kuartal IV, OJK melihat bahwa masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulis Jumat (1/8/2025).
Namun menurut Dian, penurunannya tergantung pada struktur biaya masing-masing bank, terutama terkait dengan biaya dana (Cost of Fund/CoF) dengan beberapa bank masih mengandalkan dana mahal (time deposit) karena pertumbuhan DPK melambat.
Bank perlu mengelola strategi pendanaan mereka, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan.
"Ketika suku bunga acuan tinggi, sulit bagi bank untuk menurunkan bunga simpanan tanpa mengorbankan likuiditas," ujar dia.
Hal ini dapat berdampak pada tekanan terhadap Net Interest Margin (NIM) terutama bagi bank yang masih bergantung pada dana mahal. Selain itu, Bank masih membentuk CKPN, terutama untuk menghadapi potensi kenaikan risiko kredit yang mungkin muncul akibat gejolak perekonomian, sehingga mengakibatkan peningkatan risk premium.
Oleh karena itu, penurunan suku bunga kredit harus tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan kondisi keuangan masing-masing bank, bukan pendekatan homogen.
Hingga periode Mei 2025, OJK mencatat adanya perlambatan pada pertumbuhan kredit maupun DPK, yang turut memberi tekanan pada profitabilitas bank.
Berdasarkan revisi laporan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disampaikan, sebagian besar bank memang melakukan revisi sebagai penyesuaian terhadap kondisi perekonomian global dan domestik.
Secara umum terdapat penyesuaian target menjadi lebih konservatif ke bawah target dalam RBB hasil revisi. Namun demikian, terdapat beberapa bank yang meningkatkan target.
"Meski demikian, proyeksi OJK terhadap kinerja perbankan tahun 2025 masih relatif stabil dengan pertumbuhan laba yang diprediksi tetap tumbuh moderat," tutur dia.
Hal ini sejalan dengan langkah Bank untuk lebih selektif dalam ekspansi kredit, terutama pada segmen-segmen berisiko tinggi.
OJK terus memantau ketahanan perbankan di tengah ketidakpastian global yang memberi tekanan likuiditas, serta mendorong bank untuk meningkatkan efisiensi operasional antara lain melalui sinergi antar bank dan penguatan digitalisasi perbankan.
Seperti diketahui, suku bunga kredit perbankan masih berada dalam tren menurun hingga Mei 2025. Secara tertimbang, suku bunga kredit tercatat turun 11 bps (yoy) dari 9,11 persen pada Mei 2024 menjadi 9 persen, didorong oleh penurunan suku bunga kredit produktif.
Di sisi lain, suku bunga DPK secara tertimbang masih naik dari 2,81 persen pada Mei 2024 menjadi 2,88 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun terdapat peningkatan pada HPDK yang memengaruhi peningkatan SBDK, bank lebih memprioritaskan untuk tetap menjaga kualitas kredit sehingga meningkatnya SBDK tidak membebani kemampuan membayar debitur.
Umumnya, penurunan BI Rate akan diikuti penurunan suku bunga kredit dengan jeda waktu beberapa periode.
(kunthi fahmar sandy)