Suku Bunga Turun, Begini Nasib KPR
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) biasanya akan mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan The Fed.
IDXChannel - Kredit Pemilikan Rumah (KPR) biasanya akan mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan The Fed.
Praktisi Sistem Pembayaran dan Pengamat Perbankan Arianto Muditomo menyebut, KPR dengan suku bunga mengambang (floating) akan segera menyesuaikan. Namun, KPR dengan suku bunga tetap (fixed) mungkin baru akan terpengaruh ketika masa suku bunga tetap selesai.
"Secara umum, turunnya suku bunga BI dapat membuat KPR lebih terjangkau, sehingga meningkatkan minat masyarakat untuk membeli rumah," kata Arianto kepada IDX Channel, Jumat (20/9/2024).
Secara keseluruhan, lanjut Arianto, penurunan suku bunga memberikan peluang bagi sektor perbankan untuk menawarkan kredit dengan biaya yang lebih rendah, sekaligus menjadi katalis positif bagi perekonomian.
Penurunan suku bunga BI cenderung memengaruhi suku bunga perbankan, namun dampaknya tidak langsung terasa.
"Bank akan menyesuaikan suku bunga kredit setelah mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk likuiditas, risiko kredit, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan," ujar Arianto.
Selain itu, dalam beberapa bulan setelah BI menurunkan suku bunga, bank akan mulai menurunkan suku bunga pinjaman dan deposito. Namun, penyesuaian bisa berbeda antarbank, tergantung pada strategi masing-masing.
Adapun dampak positif dari penurunan suku bunga terjadi di pasar keuangan dan sektor riil lantaran dapat mendorong permintaan kredit, meningkatkan investasi, dan konsumsi.
Di pasar saham, penurunan suku bunga sering dianggap sebagai sinyal yang baik karena dapat mengurangi beban biaya pinjaman perusahaan dan meningkatkan keuntungan.
"Selain itu, bagi sektor properti dan otomotif, penurunan suku bunga dapat meningkatkan permintaan konsumen," tutur Arianto.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan BI Rate 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Seposit facility turun 25 bps menjadi 5,25 persen dan lending facility turun 25 bps jadi 6,75 persen.
(DESI ANGRIANI)