The Fed Hadapi Dilema, Tangkal Inflasi atau Pangkas Suku Bunga
Para petinggi Federal Reserve (The Fed) menghadapi dilema jelang pertemuan kebijakan pada September mendatang.
IDXChannel - Para petinggi Federal Reserve (The Fed) menghadapi dilema jelang pertemuan kebijakan pada September mendatang.
Dilansir dari AP pada Minggu (17/8/2025), The Fed harus memilih antara mengatasi inflasi yang membandel atau pasar tenaga kerja yang melambat.
Pasar tenaga kerja yang lemah sejak April telah mendorong beberapa pejabat The Fed untuk mendukung penurunan suku bunga acuan bulan depan. Kebijakan itu diharapkan dapat menggenjot perekonomian.
Di sisi lain, petinggi The Fed lainnya masih menyoroti ancaman inflasi. Pemangkasan suku bunga dikhawatirkan makin mendorong kenaikan harga-harga, terutama di tengah kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Investor Wall Street saat ini bertaruh The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan. Menurut CME Fedwatch, pelungnya mencapain 93 persen.
Trump juga berulang kali mendorong pemangkasan suku bunga acuan. The Fed telah mempertahankan kebijakan moneternya sejak akhir 2024 guna memantau dampak kebijakan Trump terhadap ekonomi AS.
“Dengan inflasi dasar yang berada pada lintasan berkelanjutan menuju dua persen, melemahnya permintaan agregat, dan tanda-tanda kerapuhan di pasar tenaga kerja, saya pikir kita harus fokus pada kewajiban kita menjaga sektor ketenagakerjaan,” kata Gubernur The Fed Michelle Bowman pekan lalu.
Namun Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengecilkan lemahnya data tenaga kerja. Di sisi lain, dia melihat data inflasi terbaru
menunjukkan beberapa tanda peringatan. Harga banyak layanan yang tidak terpengaruh tarif, seperti perawatan gigi dan tiket pesawat, melonjak, sebuah tanda bahwa inflasi terancam tidak terkendali.
“Itulah hal yang paling mengkhawatirkan dalam laporan inflasi, dan jika itu terus berlanjut, kita akan kesulitan untuk kembali ke dua persen,” kata Goolsbee, merujuk pada target inflasi bank sentral.
"Saya berharap itu tidak akan menjadi masalah yang berkepanjangan," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)