BANKING

The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Bps, Bagaimana dengan BI Rate?

Michelle Natalia 21/09/2022 07:55 WIB

Kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga secara agresif di kisaran 25-50 bps dalam kenaikan kali ini

The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Bps, Bagaimana dengan BI Rate? (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, Fed Funds Rate sebesar 75 basis poin (bps).

Artinya, the fed sudah menaikkan untuk ketiga kalinya berturut-turut. Memantau perkembangan tersebut, Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira memproyeksikan bahwa Bank Indonesia (BI) akan merespon kenaikan suku bunga ini dengan agresif. 

"Kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga secara agresif di kisaran 25-50 bps dalam kenaikan kali ini," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Kamis(22/9/2022). 

Dia mengatakan, kenaikan Fed Rate yang cukup signifikan membuat imbal hasil dari US Treasury juga naik dan mempersempit gap antara US Treasury dengan surat utang pemerintah. Jika gap ini semakin sempit, maka ini berarti investor asing bisa melakukan jual bersih terhadap instrumen keuangan di Indonesia.

"Yang kedua, juga dikhawatirkan terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah kalau BI tidak segera bertindak. Pelemahan Rupiah bisa makin dalam, prediksinya di Rp15.500 per dolar AS (USD)," ungkap Bhima.

Dia menyebutkan, dari segi nilai tukar Rupiah, penguatan USD dengan indeks USD menguat menyebabkan instrumen-instrumen yang berdenominasi dolar semakin favorit. 

"Yang ketiga, suku bunga simpanan valas di dalam negeri selalu kecil, sementara dibandingkan dengan di Singapura, suku bunga simpanan valasnya naik terus. Itu bisa menyebabkan orang-orang kaya justru melarikan uangnya ke negara lain yang imbal hasilnya lebih tinggi," ucap Bhima. 

Hal-hal ini, adalah apa yang harus diwaspadai oleh BI. Kenaikan suku bunga juga akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit, naiknya NPL yang perlu diwaspadai dalam jangka menengah. BI, OJK, dan pemerintah, menurut Bhima harus bekerja sama, bersinergi mengantisipasi efek negatif naiknya suku bunga secara agresif terhadap pertumbuhan di sektor riil.

"Karena beban bunga untuk debitur pelaku usaha, debitur konsumen, debitur kendaraan bermotor, cicilan beli rumah pakai KPR itu semua akan terdampak dengan naiknya tingkat suku bunga, ini yang harus dijaga. Tapi kalau suku bunga tidak naik, imbas dari tekanan eksternal bisa melemahkan fundamental ekonomi, memang dilematis, tapi BI harus berani," pungkasnya.



(SAN)

SHARE