BANKING

Transformasi Digitalisasi Dinilai Berhasil, Ini Tantangan Selanjutnya Bagi Perbankan

Taufan Sukma Abdi Putra 22/03/2025 17:12 WIB

dengan memanfaatkan fasilitas cashless, seluruh aktivitas transaksi keagamaan justru lebih aman dan terpercaya, sehingga lebih dapat diandalkan.

Transformasi Digitalisasi Dinilai Berhasil, Ini Tantangan Selanjutnya Bagi Perbankan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Upaya transformasi digitalisasi diklaim telah berhasil dilakukan dengan lancar oleh industri perbankan nasional.

Klaim tersebut, di antaranya, didasarkan pada makin makin maraknya penggunaan transaksi non-tunai (cashless) di masyarakat, baik melalui fasilitas yang disediakan oleh kalangan perbankan, maupun para pelaku teknologi finansial (financial technology/fintech).

Namun, di tengah keberhasilan tersebut, terdapat tantangan lanjutan yang harus juga segera dijawab oleh para pelaku perbankan Tanah Air, yaitu pemanfaatan layanan cashless dalam ekosistem keagamaan.

"Hal ini yang menjadi concern ke depan, betapa meskipun masyarakat belanjanya sudah terbiasa pakai QRIS, pakai (layanan) non-tunai, namun jenis-jenis transaksi yang bersifat keagamaan, harus diakui, masih sangat identik dengan transaksi secara cash," ujar Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Antonius Widodo Mulyono, dalam keterangan resminya, Jumat (21/3/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Widodo di sela peresmian kerja sama antara pihak BBCA bersama Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu), terkait sistem pembayaran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui aplikasi myBCA.

Jalinan kerja sama ini, menurut Widodo, merupakan salah satu ikhtiar bagi BBCA untuk semakin memperkuat penetrasi layanan cashless di tengah ekosistem keagamaan dalam masyarakat Indonesia pada umumnya.

"Kita harus akui bahwa selama ini, mau untuk bayar zakat, infaq, sampai istilahnya bagi-bagi 'angpao' jelang hari raya, kita cenderung masih menggunakan cash. Padahal sehari-harinya beli makan sudah pakai Gofood, bayar listrik, beli barang macam-macam juga sudah secara online," ujar Widodo.

Padahal, dengan memanfaatkan fasilitas cashless, seluruh aktivitas transaksi keagamaan justru lebih aman dan terpercaya, sehingga lebih dapat diandalkan.

Karenanya, Widodo menyatakan bahwa penetrasi layanan cashless di kalangan lembaga keagamaan kini merupakan salah satu satu fokus utama BBCA, dan memang sudah selayaknya menjadi tantangan yang harus segera dijawab oleh pelaku perbankan secara keseluruhan.

"Jadi, bagi kami, mau (kerja sama) dengan Muhammadiyah, mau dengan non-Muhammadiyah, mau dengan siapa saja, target kami memang terus bisa memperluas layanan cashless ini, agar bisa juga dimanfaatkan di dalam ekosistem keagamaan," ujar Widodo.

(taufan sukma)

SHARE