Waspada, Ketahui 2 Pola Scam di Dunia Perbankan
Sekjen Perhimpunan Bank Nasional, Anika Faisal, mengatakan ada dua pola scam dalam dunia perbankan, yakni unauthorized fraud dan authorized fraud.
IDXChannel - Sekjen Perhimpunan Bank Nasional, Anika Faisal, mengatakan ada dua pola scam dalam dunia perbankan, yakni unauthorized fraud dan authorized fraud.
Adapun unauthorized fraud merupakam penipuan di mana pelaku mengakses data tanpa izin pemilik sah, seringkali dengan cara ilegal seperti meretas atau rekayasa sosial. Sementara itu, authorized fraud, terjadi ketika seseorang mengetahui izin akses dan kemudian menyalahgunakan wewenang tersebut untuk melakukan kejahatan finansial.
"Jadi, memang kalau di perbankan itu kalau kita identifikasi, itu kita ada kategorikan dua ya, authorized fraud itu dan unauthorized. Kalau yang bicara authorized fraud itu yang bikin repot perbankan. Kenapa? Karena nasabahnya yang ngasih data," kata Anika Faisal dalam seminar Insight Talk resmi dibuka di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jumat (6/12/2025).
Acara itu mengangkat tema "Deteksi Cepat Scam: Cegah Penipuan di Media Sosial, E-commerce, dan Perbankan".
Sementara unauthorized, ancaman datang dari hal-hal yang berada di luar kendali nasabah. Anika mengatakan authorized fraud biasanya terjadi melalui fake Base Transceiver Station (BTS). Penipu, biasanya berusaha mendapatkan One-Time Password (OTP) dari nasabah perbankan.
"Makanya kalau dari perbankan, selalu mengingatkan tolong OTP dijaga. Tidak pernah bank menelpon meminta OTP, tidak mungkin. Kalau urusan dengan bank masuk langsung ke call center yang resmi. Masuk mobile banking yang resmi. Website yang resmi," kata dia.
Pada talkshow ini, para mahasiswa juga mendapatkan materi dari Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan & Alumni Fakultas Teknik Unsoed, Nurul Hidayat dan Sekjen Perhimpunan Bank Nasional dan anggota Tim Pengawasan Kepatuhan Ruang Digital Komdigi, Yusuf Salahuddin.
Selain talkshow ada pula mini games dan workshop diisi oleh Co-Founder of Karsa-Siber David Gilbert Hasudungan.
(NIA DEVIYANA)