Benarkah Janda Bolong Jadi Investasi Menjanjikan?
Melambungnya harga tanaman hias Janda Bolong membuat orang banyak yang tergiur untuk meliriknya sebagai investasi.
IDXChannel - Melambungnya harga tanaman hias Janda Bolong membuat orang banyak yang tergiur untuk meliriknya sebagai investasi.
Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir pun ikut-ikutan yang awalnya sekedar hobi baru memelihara tanaman hias yang merupakan keluarga monstera ini, menjadi bisnis yang menjanjikan.
"Hobi baru ini membuka peluang bisnis baru dan saya melihat banyak yang sukses mengambil peluang ini. Berawal dari hobi, berujung menjadi bisnis yang menjanjikan," tulis Erick dalam akun Instagram pribadinya, Jakarta, Minggu (7/2/2021).
Tapi benarkah investasi tanaman hias Janda Bolong ini menjanjikan? Apa hanya fenomena sesaat?
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengatakan, fenomena Janda Bolong ini merupakan bubble ekonomi. Hal ini pernah terjadi beberapa seperti yang terjadi pada bunga tulip di Eropa.
"Fenomena ini disebut sebagai gelembung ekonomi atau bubble economy di mana harga suatu barang jauh dari nilai intrinsiknya. Dalam sejarah bubble economy pertama kali dicatat pada tahun 1637 saat harga bunga tulip dihargai 3.000 sampai 4.200 gulden di Eropa," kata Bhima beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan fenomena ini ini terjadi berulang pada saat ramai ikan louhan, daun anthurium sampai batu akik menunjukkan adanya gejala irasionalitas di pasar.
Misalnya, pada saat anturium dihargai setara mobil inova pada saat itu, ternyata ada permainan antar pedagang tanaman hias atau kartel yang menggoreng harga sehingga bisa ratusan juta rupiah.
"Sekarang bisa terjadi lagi ketika tanaman hias seperti monstera atau janda bolong harganya selangit. perlu diselidiki, siapa yang bermain dibelakang fenomena ini? yang jelas spekulan selalu menciptakan produk untuk dipermainkan," jelasnya.
Sebagai informasi,ada jenis tanaman hias Monstera lainnya yang juga laris manis dijual per helai daunnya. Monstera obliqua bahkan per lembar daunnya bisa dijual dengan harga Rp25-30 juta. Monstera albo variegata dijual Rp30-50 juta per lembar daun, dan Monstera mint dan deliciosa bisa laku Rp50 juta per lembar daunnya. (RAMA)