Menebar Harapan dari Melepas Saham untuk Awam
MSTI ingin membagi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berinvestasi dalam perusahaan teknologi informasi.
IDXChannel - "The power of imagination makes us infinite." Kalimat ringkas sarat makna tersebut diungkapkan oleh seorang penulis naturalis asal Skotlandia, John Muir, untuk mengungkap apa saja yang bisa diharapkan dari sebuah imajinasi.
Meski letaknya berada pikiran/angan, menurut Muir, justru imajinasi itulah energi dan dorong paling awal yang mampu menggerakkan manusia untuk mewujudkan apa pun yang dia inginkan.
Hal ini juga, bisa jadi, yang terjadi pada industri pasar modal nasional. Sekitar 10 hingga 15 tahun lalu, misalnya, mungkin tak ada yang membayangkan bahwa investor domestik dapat mendominasi segala aktivitas transaksi di pasar saham seperti yang terjadi saat ini.
Atau juga, tak ada yang mengira tingginya minat perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO), yang dulu hanya berkisar 20-25an perusahaan per tahun, kini berkembang lebih dari dua kali lipatnya, bahkan diperkirakan bakal menembus angka 94 proses IPO secara total pada tahun ini.
Sama dan sebangun, hal-hal tak terbayangkan juga kerap kali dikisahkan oleh perusahaan-perusahaan yang baru saja IPO, tentang pengalaman dan perasaannya dengan menyandang predikat baru sebagai Perusahaan Terbuka (Tbk).
Seperti halnya yang dirasakan oleh PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) yang baru saja melakukan pencatatan perdana (listing) saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (8/11/2023).
Guna mengulik lebih jauh tentang hal tersebut, kami dari Tim Redaksi IDXChannel berkesempatan berbincang dengan jajaran manajemen MSTI, yang baru saja resmi tercatat sebagai emiten ke-900 di industri pasar modal nasional. Berikut ini sebagian rangkuman dari hasil perbincangan tersebut.
IDXChannel:
Pertama-tama, tentu selamat atas proses IPO dan juga listing yang baru saja telah dilakukan. Beranjak dari sana, mungkin bisa diceritakan tentang tujuan dari proses IPO yang dilakukan ini?
Presiden Direktur MSTI, Eddy Anthony:
(Proses IPO) Ini bisa dibilang adalah capaian baru, sekaligus titik awal baru dari perjalanan bisnis kami. Mengapa kami IPO? Karena kami ingin terus berkembang.
Dari ini, ada banyak lagi harapan yang ingin kami wujudkan. Termasuk, tentunya, kami ingin membagi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berinvestasi dalam perusahaan teknologi informasi, seiring dengan pertumbuhan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat.
Dan kami juga ingin meningkatkan kesadaran publik tentang siapa Mastersystem itu, serta memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pelanggan-pelanggan kami. Di samping itu, untuk lebih meningkatkan corporate governance perseroan.
IDXChannel:
Berapa banyak saham yang dilepas ke publik oleh MSTI? Dan seperti apa respon yang ada di kalangan pelaku pasar terhadap saham baru ini?
Direktur MSTI, Jeo Halim:
Kami melepas saham ke publik dengan jumlah sebanyak 470.823.600 saham. Itu mewakili sekitar 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan oleh perseroan setelah pelaksanaan IPO.
Saham tersebut kami lepas ke publik dengan harga perdana Rp1,355 per saham. Dan kami sangat berterima kasih atas animo yang ditunjukkan masyarakat, pelaku pasar, selama proses IPO kami.
Dari total pesanan yang masuk, saham kami bahkan sampai oversubscribed (kelebihan permintaan) lebih dari 25 kali.
IDXChannel:
Dengan proses IPO yang telah berjalan lancar ini, dana segar yang dihasilkan akan digunakan untuk apa?
Direktur MSTI, Joe Halim:
Sebagian kecil sesuai rencana yang telah kami publikasikan, akan kami gunakan untuk (pembayaran) loan (pinjaman) kami yang akan jatuh tempo di Desember tahun ini. Sedangkan sisanya, sebagian besar, akan kami manfaatkan untuk kebutuhan modal kerja ke depan.
IDXChannel:
Oke, dari proses IPO, kita coba beranjak ke profil MSTI ini sendiri. Agar pelaku pasar dan masyarakat luas semakin mengenal dengan baik, siapa sebenarnya PT Mastersystem Infotama Tbk ini?
Presiden Komisaris, Jupri Wijaya:
Kami berdiri pada 1994. Bermula menjadi satu perusahaan distributor, kemudian seiring dengan berkembangnya perusahaan, kami terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas, serta melebarkan bisnis ke sejumlah sektor lain.
Berbicara tentang landscape of product, produk IT (Information Technology) sendiri itu kita bisa highlight menjadi dua. Pertama, kita bicara hardware, lalu kedua adalah software.
Hardware sendiri ada banyak sekali, dari teknologi, solusi, sampai ke merk-nya sendiri. Sementara software juga demikian, dari semua produk itu ada ribuan atau puluh ribuan produk.
Lalu kami ada di mana? Kami menjual keduanya. Jadi di sisi industri IT, partnership, itu ada level-level dari sisi partnershipnya. Dari paling tinggi, ke paling rendah.
Mungkin di sini Saya hanya klasifikasikan menjadi tiga, yaitu first tier, second tier, and third tier.
First tier, artinya dia bisa berhubungan langsung dengan principal atau vendor, pembuat perangkat atau produknya sendiri. Sementara second tier adalah yang menjual melalui distirbutor. Lalu third tier juga demikian.
Posisi MSTI di mana? Mostly, kami menjadi first tier partner dari produk yang kami handle. Artinya, kami bisa deal langsung dengan principal maupun vendor.
Kemudian, kita juga bicara soal landscape dari customer. Bahwa customer kami juga klasifikasikan menjadi tiga. Pertama, kita bicara bahwa landscape dari corporate. Artinya, perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Contohnya mungkin banyak perusahaan yang sudah melantai di BEI. Kemudian ada small dan medium company, itu merupakan perusahaan menengah.
Lalu positioning kami ada di mana? Jawabannya, kami bermain di customer yang top tier. Itu adalah posisi kami.
Kemudian beranjak bicara mengenai landscape business model, yang kami coba klasifikasikan juga menjadi tiga.
Mungkin dari ribuan produk tersebut, pasti dia membutuhkan orang untuk menyalurkan produk tersebut. Kemudian ada yang namanya distributor. Dia yang mendistribusikan semua produk itu.
Jadi suatu perusahaan distributor, mungkin punya produk ratusan atau ribuan. Kemudian dari produk yang dijual tersebut, mungkin butuh jasa-jasa pemasangan atau implementasi.
Di situ ada business model services yang terdiri dari konsultasi, desain, planning, deployment, implementation, manage service, maintenance.
Lalu yang ketiga adalah sistem yang menjual produk ditambah services. MSTI ada di mana? Kami ada di sini.
Jadi kami adalah satu perusahaan yang bisa menyediakan dari sisi produk, solusi, implementasi, sampai ke jasa pemasangan.
Bisa dikatakan, kami adalah perusahaan yang pertama, yang menjual produk hardware dan software scara lengkap. Kedua, kami adalah perusahaan yang bisa mengintegrasikan produk yang kami jual.
Kemudian, kami juga adalah perusahaan yang bisa memberikan jasa kepada perusahaan apa aja. Dan kebetulan, saat ini kami memberikan jasa kepada perusahaan corporate.
Overall, kami adalah perusahaan yang benar-benar end to end solution untuk IT company.
IDXChannel:
Terkait dengan pangsa pasar, kemudian tingkat persaingan bisnis industri ICT di Indonesia, yang banyak sekali baru bermunculan. Lantas bagaimana MSTI melihat ke depan, dikaitkan dengan strategi dari perusahaan?
Presiden Komisaris MSTI, Jupri Wijaya:
Kalau bicara soal pangsa pasar, sebenarnya industri ini cukup kompetitif, namun juga sekaligus sangat menjanjikan.
Karena kami tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang besar, dengan ekonomi yang juga sedang tumbuh. Kami melihat bahwa industri jasa teknologi dan informasi itu tergantung bagaimana kita membawa perusahaan ini lebih ke depan.
Kami melihat bahwa saat ini banyak terjadi persaingan. Tapi kami sebagai perusahaan yakin, sangat fokus dan merasa bahwa kami sangat kompeten di bidang yang kami lakukan.
Fokus itu, artinya kami tetap konsisten dengan bidang yang kami geluti saat ini, yaitu Information and Communication of Technology, atau ICT.
Lalu kompeten, artinya perusahaan kami mempunyai clear vision. Kadi kami memiliki visi yang jelas tentang bagaimana kami akan membawa bisnis ini tumbuh dan berkembang.
Kemudian kami juga memiliki strong leadership, artinya manajemen yang kuat, dan disupport penuh oleh engineer yang expert.
Ditambah lagi, kami punya produk dan solusi yang mumpuni. Dan kami juga sekaligus bersyukur bahwa selama ini telah memiliki customer yang sangat baik.
Jadi sejauh ini pangsa pasarnya masih oke.
Per 2022, pangsa pasar di bidang jasa industri IT ini kami telah mencapai 6,9 persen sampai tujuh persen. Itu menurut data yang kami dapat dari konsultan industri.
IDXChannel:
Lantas bagaimana dari kacamata MSTI tentang persaingan bisnis yang terjadi di industri ICT saat ini?
Presiden Direktur MSTI, Eddy Anthony:
Kami bergerak di bidang IT solusi integrasi. Hal itu memberikan nilai tambah kepada pelanggan untuk mempercepat transformasi digital, agar pelanggan dalam menjalankan usahanya, menjadi lebih efisien dan efektif.
Prospek bisnis di bidang teknologi informasi di Indonesia kami yakini masih sangat menjanjikan, dan tentunya ke depan akan timbul lebih banyak lagi pesaing.
Dan kami meyakini bahwa persaingan itu bagus, karena akan memberikan motivasi pada kita untuk terus berinovasi memberikan solusi dan layanan yang lebih baik ke pelanggan.
Manajemen perseroan akan selalu berusaha untuk meningkatkan value kepada semua pemegang saham perseroan.
IDXChannel:
Lalu dari sisi pendapatan maupun laba bersih MSTI, sejauh ini seperti apa?
Direktur MSTI, Jeo Halim:
Kinerja kami selama ini sangat bagus. Kita bisa lihat bahwa setiap tahun pendapatan dan laba bersih MSTI mengalami peningkatan.
Per April 2023, year on year growth untuk mastersystem dari sisi pendapatan kurang lebih ada di sekitar 16,5 persen. Dan laba bersih juga meningkat kurang lebih seperti peningkatan dari pendapatan tersebut.
IDXChannel:
Kita beranjak ke strategi manajemen, yang kita tahu juga bisa menjadi salah satu daya terik bagi para investor. Nah kami ingin tahu, seperti apa strategi perusahaan yang telah disiapkan ke depan.
Presiden Direktur MSTI, Eddy Anthony:
Kami selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi terbaru. Namun di samping itu, kami juga terus mengembangkan solusi infrastruktur IT yang telah ada.
Seterusnya mengembangkan solusi baru, kemudian membuat IP atau hak cipta yang baru, dan layanan bernilai tambah yang baru.
Kami fokus pada cross seling dan upselling atas pelanggan yang sudah ada, dan juga kami akan akuisisi pelanggan baru.
Pelanggan kami terdiri dari semua sektor baik jasa keuangan, telekomunikasi, manufacturing, public sector.
Namun sektor jasa keuangan dan telekomunikasi yang membutuhkan kecepatan dan keamanan yang tinggi agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, karena dengan digitalisasi memperluas layanan terhadap pelanggan.
Makanya, akan terjadi efisiensi maupun efektif, dan itu sangat menunjang operasional bahkan non-stop 24 jam.
IDX Channel:
Lantas keunggulan kompetitif apa yang juga bisa ditawarkan oleh MSTI pada pelaku pasar?
Presiden Komisaris MSTI, Jupri Wijaya:
Soal keunggulan kompetitif, Saya rasa, tinggal bagaimana kami harus bisa menghasilkan cuan dulu. Ini yang paling dasar.
Dan for your information, kami sebagai perusahaan IT yang terus berkembang, sejak berdiri dulu sampai sekarang, selalu terjadi peningkatan pendapatan maupun laba dari perusahaan.
Sehingga perusahaan kami sekarang menjadi salah satu perusahaan yang cukup sehat di industri kami sendiri.
Untuk menunjang pertumbuhan perusahaan, kami terus melakukan adaptasi dan inovasi terhadap perkembangan teknologi. Sehingga kami bisa membawa sesuatu solusi yang komprehensif yang dibutuhkan oleh customer. Bukan berarti kita membuat solusi baru, namun belum tentu dibutuhkan.
Keunggulan lain, yaitu kami bisa merekam bahwa perusahaan kami adalah perusahaan yang diakui bukan hanya di Indonesia, tapi juga diakui oleh principal kita.
Selama kita berdiri kita selalu mendapatkan reward atau award dari principal kami, pengakuan langsung dari principal kami.
Beberapa contoh yang mungkin kita bisa sebutkan adalah, kami mendapatkan Cisco World Wide Service Provider Partner of the Year di tahun 2022.
Ini adalah level internasional, jadi kompetisinya bukan hanya di Indonesia, kita kompetisi di seluruh dunia. Kemudian kami jugua mendapatkan pengakuan menjadi Cisco ASEAN Partener of the Year selama 4 tahun berturut-turut.
Kami juga mendapatkan Cisco ASEAN Partner Inovation Challenge sebanyak 3 kali. Masih banyak lagi award lain yang kami dapatkan selama ini, sehingga ini mungkin bisa menambahkan confidence para investor bahwa perusahaan kami benar-benar bergerak di industri yang tepat.
IDXChannel:
Bicara mengenai daerah operasional, mana saja wilayah Indonesia yang selama ini menopang kinerja MSTI? Apakah memang hanya di kota besar saja, atau seperti apa kondisinya?
Presiden Komisaris MSTI, Jupri Wijaya:
Sebenarnya karena kami (perusahaan) IT, jadi tidak perlu turun langsung untuk berjualan. Karena kebetulan IT kan biasany terpusat, jadi kantor kami hanya dua saja, yaitu di Jakarta dan Surabaya.
Sementara deploymentnya itu bisa ke seluruh Indonesia. Customer kami terutama adalah industri keuangan yang ada di Indonesia, kemudian telco industry, dan beberapa perusahaan besar di industri lain.
IDXChannel:
Lantas dengan seluruh kondisi yang ada tadi, dengan segala opportunity yang tersedia, lalu dengan telah dikantonginya dana segar hasil dari IPO, seperti apa proyeksi bisnis atau kinerja MSTI ke depan? Seberapa optimistis MSTY melihat peluang sekaligus tantangan yang ada saat ini, dan juga di masa mendatang?
Presiden Direktur MSTI, Eddy Anthony:
Soal dana segar tadi sudah dijelaskan, bahwa selain untuk membayar utang, sebagian besar justru telah kami anggarkan untuk working capital. Tentu, kami juga pasti akan ada ekspansi produk baru yang akan dikerjakan.
Selain ekspansi produk, kami juga terus memperluas customer. Jadi mari kita lihat saja perkembangannya ke depan. Kalau dari kami, tentu sangat optimistis.
Direktur MSTI, Jeo Halim:
Senada dengan Pak Eddy, kami sangat optimistis terkait seluruh dinamika yang ada di depan. Harapannya agar dari sisi kinerja, dari sisi profit, MSTI bisa menghasilkan growth yang lebih bagus lagi.
Presiden Komisaris MSTI, Jupri Wijaya:
Sepakat seluruhnya dengan apa saja yang telah disampaikan sebelumnya. Kami ingin terus berkembang, terus tumbuh, dan semaksimalkan mungkin bisa memberikan opportunity kepada seluruh pihak.
At the end, tentu, sebagai bagian dari pelaku industri nasional, kami juga ingin mendukung penuh, membantu semaksimal mungkin, dan berperan aktif dalam menunjang perekonomian Indonesia. (TSA)
Transkripsi: Reysha Hidayat