ECONOMIA

Redenominasi Rupiah Picu Pro Kontra, Youtube Jadi Arena Diskusi Ruang Publik

Ibnu Hariyanto 10/12/2025 10:52 WIB

Kebijakan redenominasi rupiah yang direncanakan oleh pemerintah membuat heboh. Platform digital seperti Youtube menjadi ruang publik baru.

Redenominasi Rupiah Picu Pro Kontra, Youtube Jadi Arena Diskusi Ruang Publik. (foto: IDXChannel)

IDXChannel- Kebijakan redenominasi rupiah yang direncanakan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali mencuat dan membuat heboh. Pemerintah Indonesia dan BI berencana melakukan redenominasi rupiah atau penyederhanaan nilai mata uang.

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025–2029. Pemerintah menargetkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi rampung pada tahun 2027.

Aturan itu ditandatangani oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya berencana melakukan kebijakan redenominasi rupiah, yakni mengubah Rp1.000 menjadi Rp1. Rencana redenominasi rupiah bertujuan untuk mendorong efisiensi perekonomian melalui peningkatan daya saing nasional. Redenominasi rupiah ini juga ditujukan untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi, stabilitas nilai rupiah, daya beli masyarakat, serta meningkatkan kredibilitas rupiah di mata publik.

Belakangan, Purbaya menjelaskan rencana itu tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Dia juga mengatakan kebijakan redenominasi merupakan kewenangan Bank Sentral atau Bank Indonesia bukan ranah Kemenkeu. Fenomena rencana redenominasi rupiah ini memunculkan pro kontra. Sejumlah pejabat, para ekonom hingga masyarakat sipil mengomentari beragam wacana itu. Beberapa pihak ada yang sepakat dengan rencana redenominasi tersebut, di sisi lain ada yang meminta pemerintah mengaji rencana itu dengan matang. Guru Besar Departemen Ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menilai redenominasi dapat menimbulkan biaya besar bagi negara dan masyarakat, mulai dari pencetakan ulang uang hingga penyesuaian sistem akuntansi dan edukasi publik.

Tak hanya itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah akan membahas rencana itu secara mendalam. Sebab, redenominasi rupiah bisa berpengaruh terhadap pergerakan inflasi. Pro kontra terkait rencana redenominasi itu lantas menimbulkan diskusi di tengah masyarakat. Bahkan perdebatan itu pun terjadi di dunia digital, salah satunya di platform Youtube.

Perang komentar pun terjadi. Hal itu terlihat dari salah satu unggahan video di akun Youtube IDXChannel yang berjudul ‘Purbaya Siapkan Redenominasi Rp1.000 Menjadi Rp1, RUU Bakal Rampung 2027’. Video yang diupload pada 8 November 2025 ini sudah ditonton oleh hampir 1 juta kali. Tak hanya itu, kolom komentar dalam video itu dibanjir oleh curahan hati hingga opini dari pengguna youtube menyikapi rencana redenominasi rupiah tersebut. Total ada 6,395 komentar di video tersebut.

Ruang Publik Jurgen Habermas

Dalam dunia akademisi, fenomena tersebut bisa dikaitkan dengan teori komunikasi ruang publik dari Jurgen Habermas. Dalam buku, Encyclopedia of Comunication Theory karya Stephen W Littlejohn dan Karen A Foss (2009), Jurgen Habermas menyebut diskusi ruang publik muncul dari adanya kritik terhadap otoritas dan kekuasaan negara absolut yang telah mapan.

Kemudian Habermas dalam buku The Structural Transformation of the Public Sphere (1985) menyebut diskusi ruang publik penting dalam sistem demokrasi. Habermas menegaskan hanya melalui komunikasi bebas dari dominasi, masyarakat dapat mengembalikan legitimasi politik yang sejati. Demokrasi tanpa ruang publik yang rasional hanyalah bentuk kekuasaan yang disamarkan.

Dengan demikian, tugas utama teori sosial modern adalah menghidupkan kembali etos rasionalitas publik dalam masyarakat yang semakin kompleks dan terfragmentasi. Teori ruang publik Harbermas ini memiliki empat ciri utama yakni rasionalitas komunikatif: argumen dan logika menggantikan kekuasaan; akses universal: semua orang bebas ikut serta; dialog deliberatif: diskusi terbuka untuk mencapai pemahaman bersama; dan fungsi demokratis: menghubungkan masyarakat dengan sistem politik dan ekonomi.

Dalam era modern saat ini, diskusi ruang publik Habermas sudah meluas tak hanya bersifat offline, kini sudah masuk ke ranah online atau digital. Justru saat ini banyak diskusi-diskusi ruang publik terjadi di dunia digital karena banyaknya akses masyarakat masuk ke ranah tersebut. Saat ini media sosial menjadikan ruang diskusi publik baru di era modern saat ini, salah satunya Youtube.

Youtube Arena Ruang Publik Baru

Berdasarkan pandangan Habermas, Youtube bisa dikatergori sebagai ruang publik baru. Sebab Youtube menghadirkan akses yang terbuka, bisa mendorong partisipasi publik bahkan bisa jadi ruang pembentukan opini. Youtube bisa diakses secara universal oleh semua orang. Youtube juga bisa jadi sarana interaktif antar pengguna untuk berkomunikasi atau diskusi. Dalam fenomena redenominasi rupiah yang berkembang saat ini Youtube sudah menjadi salah satu ruang diskusi publik

Sebagaimana mengacu pada teori ruang publik Harbermas, dalam satu unggahan video itu sudah mencangkup ciri-ciri utama dalam teori tersebut. Youtube telah menjadi salah satu arena wacana ekonomi nasional. Dalam hal ini publik bebas berkomentar dan membentuk opini soal kebijakan redenominasi rupiah tersebut. Dalam kolom komentar video tersebut, publik bebas menyampaikan pendapatnya terntang rencana redenominasi rupiah tersebut.

Komentarnya pun beragam. Ada publik mendukung kebijakan karena dinilai memiliki dampak baik untuk kondisi ekonomi Indonesia dan menjadi salah satu cara memberikan pelajaran kepada para koruptor yang menyimpan uang dengan menyematkan komentar. “Saya sangat mendukung langkah pak purbaya demi memperbaiki kondisi” dan “Sangat bagus Pak Pubaya. Lanjutkan biar koruptor yang udah nimbun uang teriak-teriak.”

Tak hanya mendukung, ada publik yang tak sepakat dengan rencana redenominasi rupiah itu. Sebab, kebijakan tersebut penuh risiko terhadap perekonomian Indonesia dengan komentar “Tolak redenominasi, BI harusnya secara riil meningkatkan daya beli nilai tukar rupiah, bukan dengan redenominasi, seperti membungkus bangkai dengan kertas tisu berparfum itu redenominasi! Bahaya risiko double inflasi berganda berulang kali. Tingkat inflasi dari Jogja hingga Papua sangat berbeda. uang sen pun masih berharga di DIY itu. jangan asal samaratakan dengan redenominasi! Lagian rexenominasi itu ranah moneter, ranahnya BI.”

Dua prespektif publik dalam kolom komentar di video Youtube IDXChannel itu pada akhirnya membentuk opini publik mengenai baik atau buruknya kebijakan redenominasi rupiah tersebut. Selain itu, diskusi ruang publik di Youtube tetap mengedepankan rasionalitas komunikatif melalui diskusi yang berbasis data. Hal tersebut terlihat dari komentar akun DianaArtadi di video tersebut yang berbunyi “Mantap ada kemajuan untuk Negara, seperti jaman dulu 5 perak bisa beli makan”

Komentar itu lantas menjadi tepat pengguna Youtube lain menyampaikan pendapatnya jika redenominasi rupiah tidak mengurangi nilai mata uang dengan menyertakan data. Bahkan redenominasi bisa jadi bisa membuat harga barang naik karena pembulatan nilai. “Gak pengaruh tetap harga nasbung minimal 15 ribu. Malah bisa jadi 20 ribu karena alasan penyederhanaan dan pembulatan, 15 ribu itu jadi Rp15 karena tanggung gak ada 0 nya di belakang maka dibulatkan jadi Rp20 udah naik 5000 itu nilai tukar nya”

Meski demikian, tak semua komentar di video tersebut berbasis data. Banyak juga komentar yang hanya berdasarkan penilaian sosok Purbaya yang menang sedang populer ketika menjabat sebagai Menteri Keuangan. Banyak kebijakan yang dinilai berbeda dengan yang lain dan berpihak kepada rakyat. Oleh sebab itu, banyak komentar mendukung kebijakan redenonimasi rupiah tersebut karena sosok Purbaya.

Komentar Youtube Potret Keluhan Masyarakat Terhadap Kebijakan

Diskusi di Youtube sejatinya bukan lagi sekadar hanya adu opini masyarakat setuju atau tidak dengan kebijakan pemerintahan. Namun, diskusi yang berlangsung di Youtube bisa menjadi sarana pemerintah untuk melihat bagaimana kondisi riil masyarakat saat ini.

Sebab, tak jarang penguna Youtube meluapkan curahan hatinya terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Komentar-komentar di video IDXChannel itu juga ada beberapa yang berisi saran, kritik dan masukan terhadap kebijakan pemerintah dalam hal ini soal redenominasi rupiah.

Salah satunya komentar yang berbunyi “Titip Pesan Untuk Bapak Purbaya. Agar redenominasi berjalan lancar 1). Melakukan sosialisasi luas kepada masyarakat agar memahami bahwa redenominasi bukan pemotongan nilai uang. 2). Menjaga stabilitas ekonomi dan inflasi agar kepercayaan terhadap mata uang tetap kuat. 3). Menyiapkan sistem keuangan dan teknologi perbankan dengan baik sebelum pelaksanaan. 4). Melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, dalam proses transisi. 5). Memberikan edukasi berkelanjutan melalui media, sekolah, dan lembaga keuangan supaya masyarakat tidak bingung atau panik.”

Komentar itu berisi saran kepada pemerintah untuk melakukan kajian yang matang jika ingin merealisasikan kebijakan redenominasi rupiah. Banyak aspek yang harus diperkuat mulai dari sosialiasi ke masyarakat, penguatan fundamental ekonomi, kesiapan sarana dan prasaran keuangan nasional hingga melakukan edukasi menyeluruh kepada semua pihak terkait rencana redenominasi.

Kemudian ada komentar lain yang berisi kegundahan masyarakat yang belum paham mengenai kebijakan redenominasi rupiah. Pengguna Youtube itu masih kebingunan mengenai perhitungan mata uang jika redenominasi rupiah resmi dibelakukan.

“Saya sebagai tukang fotokopi bingung kalau jadi. Fotokopi saat ini harga nya 250/lembar. Misalkan jadi, berarti 0,25 rupiah. Terus kembaliannya gimana? Apakah nanti ada pecahan 0,1 rupiah? Sekarang aja masih ada yg fotokopi ktp cuma 2 lembar. Kalau misalkan redenominasi nya 100 jadi 1 sih masih masuk akal. Tapi kalau 1.000 jadi 1 sih terlalu maksa. Seharusnya diliat dari nominal paling kecil saat ini. 100 rupiah itu masih laku. Jadi seharusnya 100 jadi 1. Kalau misalkan 1000 jadi 1. Otomatis fotokopi gua ngikutin nilai paling rendah, 1 rupiah yg setara 1.000 rupiah/lembar. Nilai nya malah jadi berubah. Tapi kalau 100 jadi 1. Gua bisa pasang di harga 3 rupiah yang setara dengan 300 rupiah saat ini. Coba lebih masuk akal mana?”

Potret-potret sebagaian komentar di atas menunjukan diskusi ruang publik Youtube sebagai bagian pembentuk opini publik dan demokrasi. Opini-opini di YouTube bisa menekan atau memperkuat kebijakan pemerintah. Seharusnya pemerintah sebagai pembuat kebiijakan bisa menjadikan diskusi ruang publik yang ada di Youtube menjadi salah satu pertimbangan jika ingin mengkaji lebih jauh penerapan redenominasi rupiah.


Ibnu Hariyanto

Mahasiswa Magister By Project Ilmu Komunikasi UNPAD

SHARE