ECONOMIA

Tak Hanya Digitalisasi, Ini Strategi BRI (BBRI) Gaet Nasabah UMKM

Yulistyo Pratomo 09/06/2023 14:32 WIB

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan terus melakukan tranformasi melalui dua sektor, yakni digitalisasi dan culture.

Tak Hanya Digitalisasi, Ini Strategi BRI (BBRI) Gaet Nasabah UMKM. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan terus melakukan tranformasi melalui dua sektor, yakni digitalisasi dan culture. Emiten perbankan dengan kode BBRI ini melakukannya dalam dua fase, dan kini sudah berada pada fase revolution 2.0.

Direktur Utama BBRI, Sunarso, menyatakan mayoritas kredit yang disalurkan adalah kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tidak main-main, porsinya sendiri cukup besar dibandingkan sektor lainnya, yakni mencapai 83,9 persen.

Kira-kira, transformasi apa saja yang dilakukan dan bagaimana strategi BBRI dalam menggaet nasabah dari sektor tersebut, berikut wawancaranya dengan IDX Channel pada segmen Program Transformasi BRI yang disiarkan hari ini, Jumat (9/6/2023):

"Untuk BRI, saya kira terus melakukan perbaikan-perbaikan yang kita kemas dalam program transformasi, di mana program transformasi kita sudah dua fase. Jadi fase pertama itu sebagai revolution 1.0, kemudian fase kedua kita sudah memasuki revolution 2.0, dan apa-apa yang sudah ditransform sudah saya jelaskan, bahwa kita mentransformasi digital dan culture. Untuk digital, saya kira, saya sudah invest beberapa capex untuk mendukung digitalisasi. Kemudian culture, saya sebagai CEO yang akan memimpin transformasi culture.

Dan Alhamdulillah, mayoritas kredit yang kita salurkan adalah kepada UMKM. Porsinya saluran kredit pada UMKM itu 83,9 persen, dan driver kita ada pada loan growth terutama pada mikro, dan consumer serta small-medium corporation. Korporasi kita cuma tumbuh 10,3 persen. Dan kemudian kualitas kita jaga baik, di mana NPL kita 2,86 persen. Untuk bank yang main di UMKM, di bawah 3 persen ini sudah sangat baik, terutama di masyarakat mikro dan ultra mikro itu.

Rata-rata mereka (pelaku UMKM, Red) sudah familiar dengan gadget, tapi mereka belum familiar dengan produk keuangan digital. Dan kemudian mereka itu sebenarnya sadar sesadar-sadarnya bahwa cashflow mereka tidak stabil. Oleh karena itu, mereka lebih memilih berhubungan dengan institusi keuangan yang kira-kira istilahnya adalah locally embidded. Jadi institusi keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari komunitas lokal.

Alhamdulillah BRI, Pegadaian, dan PNM sudah dipersepsikan seperti itu. Maka persoalannya adalah ketika kita sentuh secara manual, maka high cost. Jadi operational cost-nya tinggi, operational reach-nya tinggi.

Tapi apakah otomatis akan terselesaikan masalah itu kalau sudah di-digitalkan? Tidak juga, karena belum begitu familiar juga dengan produk-produk digital, maka dengan itulah BRI hadir. BRI group dengan konsep agen, di mana agen ini adalah hybrid sebenarnya. Jadi, business process internal digital, cepat. Tapi approach pada nasabah itu tetap menggunakan human touching, itu sukses kita membangun agen BRIlink."

>

(TYO)

SHARE