ECONOMICS

10 Eksportir Elektronik Terbesar Dunia, Ada Indonesia?

Zalfa Amelia/Magang 04/12/2023 14:06 WIB

Perdagangan elektronik memainkan peran penting dalam perekonomian dunia. China menjadi eksportir barang elektronik terbesar di dunia.

10 Eksportir Elektronik Terbesar Dunia, Ada Indonesia? (Foto: Freepik)

IDXChannel - Perdagangan elektronik memainkan peran penting dalam perekonomian dunia. China menjadi eksportir barang elektronik terbesar di dunia, dengan nilai mencapai USD1,4 triliun pada 2021.

Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute sebagaimana dilansir dari Visual Capitalist, Senin (4/12/2023), ekspor elektronik global mencapai USD4,1 triliun. China berhasil memuncaki peringkat, dan menggeser posisi Amerika Serikat (AS) yang terus menurun hingga 2021.

Lantas, negara mana saja yang menjadi pengekspor elektronik global terbesar, dan bagaimana pergeserannya selama dua dekade terakhir? (Lihat tabel di bawah.)

Perdagangan elektronik global pada 2021 didominasi oleh negara-negara Asia, khususnya China dan Taiwan. Sebagai pusat kekuatan elektronik, 34 persen barang elektronik dunia pada 2021 berasal dari China, yang mewakili nilai USD1,4 triliun atau setara dengan Rp21.560 triliun (kurs Rp15.400 per dolar).

Sebagai rumah bagi perusahaan-perusahaan terkemuka seperti TSMC, Taiwan juga memainkan peran utama dalam manufaktur semikonduktor yang menjadi keunggulan utama negara ini.

Namun, tidak semua wilayah Asia berkembang pesat.  Jepang adalah pusat kekuatan elektronik global yang bertanggung jawab atas 13 persen ekspor industri pada 2000, tetapi pangsa pasarnya menyusut menjadi 4 persen pada 2021. Sementara Indonesia hingga saat ini masih belum masuk ke dalam daftar.

Bukan hanya Jepang, AS juga mengalami penyusutan pangsa pasar elektroniknya, dengan ekspor turun dari 16 persen dari total global pada 2000 menjadi hanya 4 persen pada 2021.

Lebih rinci, pergeseran peringat AS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Alih-alih memproduksi elektronik di dalam negeri, AS telah mengalihdayakan teknologi ke negara-negara dengan biaya produksi dan tenaga kerja yang lebih rendah.

Namun, baru-baru ini, AS berfokus pada reshoring produksi semikonduktor secara khusus, mengingat perannya dalam keamanan nasional, seperti yang terlihat melalui CHIPS Act senilai USD52,7 miliar. (ADF)

SHARE