10 Negara dengan Inflasi Tertinggi 2024, Ada yang Tembus 561 Persen
Hingga April, laju inflasi tertinggi di dunia terjadi di Zimbabwe, International Monetary Fund (IMF) mencatat tingkat inflasi negara tersebut mencapai 561%.
IDXChannel—Apa saja 10 negara dengan inflasi tertinggi di 2024? Hingga April, laju inflasi tertinggi di dunia terjadi di Zimbabwe, International Monetary Fund (IMF) mencatat tingkat inflasi negara tersebut mencapai 561 persen.
Zimbabwe telah lama bergulat dengan laju hiperinflasi yang sulit dikendalikan, diperburuk dengan nilai mata uang yang terus menurun hingga penduduk setempat tidak lagi menggunakan dolar Zimbabwe sebagai alat pembayaran transaksi sehari-hari.
Melansir catatan World Economic Forum (9/8), sejak 2009 pemerintah Zimbabwe juga berhenti menggunakan mata uang setempat, dan sejak saat itu penduduk setempat menggunakan dolar Amerika Serikat dan mata uang asing lainnya untuk bertransaksi.
Dolar AS mendominasi 88 persen transaksi pembayaran di Zimbabwe. Untuk kembali mengangkat nilai mata uang lokal, pemerintah Zimbabwe berinisiatif mengganti dolar Zimbabwe dengan meluncurkan mata uang ZiG, atau Zimbabwe Gold.
Laju inflasi menunjukkan perubahan harga bahan pokok dan jasa dalam periode tertentu. Juga menunjukkan pergerakan perekonomian di suatu negara, sekaligus daya beli masyarakat setempat.
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi (hiperinflasi) menunjukkan perekonomian yang tidak stabil, dengan harga barang pokok dan jasa yang melejit secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu.
Inflasi disebabkan oleh peningkatan biaya produksi, permintaan yang meningkat dan tidak dibarengi dengan suplai yang cukup, dan terlalu banyak uang beredar di masyarakat.
Bagi negara yang produsennya banyak mendatangkan bahan baku dari luar negeri, penguatan mata uang asing juga dapat mengakibatkan kenaikan harga beli bahan baku, dan pada akhirnya membuat produsen menaikkan harga jual ke konsumen.
Tingkat inflasi dianggap ringan jika lajunya tidak melebihi 10 persen dalam setahun. Inflasi ringan relatif mudah dikendalikan dan dampaknya tidak terlalu mengganggu perekonomian suatu negara secara keseluruhan.
Inflasi dianggap pada tingkatan sedang jika lajunya mencapai 10-30 persen dalam setahun. Tingkat inflasi sedang mulai berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan perekonomian negara keseluruhan.
Sementara inflasi berat terjadi pada laju 30-100 persen per tahun. Jenis inflasi ini dapat membuat perekonomian negara kacau, kondisi ini bisa membuat masyarakat enggan berbelanja dan enggan menyimpan uangnya di bank.
Lalu laju inflasi terparah terjadi pada laju di atas 100 persen per tahun, ini disebut hiperinflasi. Kondisi ini mengacaukan perekonomian negara dan terbilang sangat sulit dikendalikan meskipun pemerintah menggencarkan kebijakan moneter dan fiskal.
Contoh hiperinflasi yang dapat dilihat saat ini adalah Zimbabwe. Seperti yang diulas di atas, perekonomian di negara tersebut bergerak lambat dengan ketiadaan mata uang lokal yang dipercaya oleh warga negaranya.
Setelah Zimbabwe, masih ada beberapa negara lain dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia sepanjang 2024 ini. Melansir IMF, berikut urutannya:
- Zimbabwe 560,98 persen
- Argentina 249,79 persen
- Sudan 145,53 persen
- Venezuela 99,98 persen
- Turki 59,52 persen
- Sudan Selatan 54,75 persen
- Sierra Leone 39,11 persen
- Iran 37,5 persen
- Mesir 32,54 persen
- Malawi 27,89 persen
Itulah penjelasan singkat tentang negara dengan inflasi tertinggi 2024.
(Nadya Kurnia)