1.080 Sapi Perah dari Australia Tiba di RI, Siap Perkuat Produksi Susu Nasional
Sebanyak 1.080 ekor sapi perah bunting persilangan Holstein dan Jersey dari Australia tiba di Indonesia.
IDXChannel - Sebanyak 1.080 ekor sapi perah bunting persilangan Holstein dan Jersey dari Australia tiba di Indonesia. Ribuan ekor sapi yang dihadirkan oleh PT Greenfields Dairy Indonesia bersama JAPFA melalui PT Santosa Agrindo Lestari itu diharapkan dapat memperkuat produksi susu nasional.
Head of Dairy Farm Development & Sustainability, Government, Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia Heru Setyo Prabowo menyebut, sapi-sapi yang dihadirkan nantinya akan didistribusikan ke 120 peternak lokal.
Para peternak tersebut, kata Heru, merupakan mitra binaan yang berada di bawah naungan program Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG) yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan dan Kota Batu, Jawa Timur.
"Ini programnya pertama kali ya kita mengimpor sapi kemudian kita distribusikan kepada peternak di bawah kemitraannya Greenfield KSG. Harapan kita nanti setiap tahun kita akan tambah. Sampai produksi (susu) kita itu dari sekarang 20 ribu menjadi 50 ribu ton per tahun," ujarnya di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (15/7/2025).
Heru mengungkapkan, sapi jenis baru ini memiliki potensi ekonomi yang lebih baik karena harga investasinya lebih terjangkau dibanding sapi Holstein murni dan ketersediaannya lebih melimpah di Australia. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan evaluasi terhadap adaptasi sapi dan respons para peternak lokal terhadap performa jenis baru ini.
"Jadi ini buat kita ini terobosan juga. Dan crossbreed ini juga sudah di-approve oleh pemerintah sebagai breed yang baru. Kita akan melakukan evaluasi nanti seberapa bagus sapi itu dan seberapa bagus respon dari peternak sendiri," kata dia.
Menurutnya, program ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Greenfields untuk meningkatkan populasi dan produktivitas sapi perah nasional, dengan rencana importasi hingga 2.000 ekor per tahun hingga 2028. Kegiatan ini diharapkan mampu menjawab tantangan besar dalam industri peternakan nasional.
Untuk diketahui, peningkatan konsumsi susu menjadi salah satu tantangan utama dalam industri peternakan nasional. Berdasarkan data Kementerian Pertanian pada 2023, Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen kebutuhan susu nasional, sementara sisanya masih bergantung pada impor.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas peternakan, kualitas susu yang bervariasi, serta keterbatasan infrastruktur dan teknologi.
Peningkatan konsumsi susu nasional diproyeksikan akan terus berlanjut. Menurut estimasi Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), angka konsumsi susu di Indonesia akan naik dari 4,2 juta ton pada 2024 menjadi 5,3 juta ton pada 2025.
Kenaikan ini didorong oleh peluncuran program nasional Makan Bergizi Gratis yang ditargetkan menjangkau hingga 82 juta anak Indonesia pada 2029.
(Dhera Arizona)