ECONOMICS

14 Tahun Menanti, Timor Leste Resmi Jadi Anggota ASEAN

Nia Deviyana 26/10/2025 17:27 WIB

Bendera Timor Leste dikibarkan bersama 10 bendera negara anggota ASEAN lainnya pada Minggu (26/10/2025) dalam upacara resmi KTT tahunan ASEAN di Malaysia.

14 Tahun Menanti, Timor Leste Resmi Jadi Anggota ASEAN. Foto: Biro Setpres.

IDXChannel - Timor Leste resmi menjadi anggota ke-11 ASEAN. Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyebut momen ini sebagai babak baru yang akan membawa peluang besar bagi perdagangan dan investasi.

Melansir Aljazeera, bendera Timor Leste dikibarkan bersama 10 bendera negara anggota ASEAN lainnya pada Minggu (26/10/2025) dalam upacara resmi KTT tahunan ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, disambut dengan tepuk tangan meriah.

"Bagi rakyat Timor-Leste, ini bukan sekadar mimpi yang terwujud, tetapi juga pengakuan kuat atas perjalanan kami, perjalanan yang diwarnai ketangguhan, tekad, dan harapan," ujar Gusmao.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang negaranya saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN, mengatakan bahwa bergabungnya Timor-Leste melengkapi keluarga besar ASEAN, menegaskan kembali rasa persaudaraan kawasan yang mendalam.

Masuknya Timor-Leste ke ASEAN mengakhiri penantian selama 14 tahun dan dipandang sebagai salah satu pencapaian penting di bawah kepemimpinan Malaysia sebagai ketua ASEAN.

Timor-Leste pernah dijajah selama tiga abad oleh Portugal dan mengalami masa pendudukan oleh Indonesia hingga meraih kemerdekaan penuh pada 2002.

Presiden Timor-Leste José Ramos-Horta, yang juga hadir dalam acara tersebut, telah lama memperjuangkan keanggotaan ASEAN. Permohonan resmi pertama kali diajukan pada 2011, saat masa jabatan pertamanya sebagai presiden.

Ramos-Horta (75 tahun), peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1996, telah menggagas ide keanggotaan Timor-Leste di ASEAN sejak tahun 1970-an sebagai upaya menjamin masa depan negaranya melalui integrasi kawasan.

Timor-Leste memperoleh status pengamat di ASEAN pada 2022, namun keanggotaan penuhnya tertunda akibat berbagai tantangan.

Negara berpenduduk 1,4 juta jiwa itu termasuk yang termiskin di Asia, dan berharap bisa memperoleh manfaat dari integrasi ekonominya yang masih berkembang, dengan produk domestik bruto (PDB) sekitar USD2 miliar, hanya sebagian kecil dari total PDB kolektif ASEAN yang mencapai USD3,8 triliun.

Sekitar 42 persen penduduk Timor-Leste hidup di bawah garis kemiskinan nasional, sementara hampir dua pertiga dari total populasi berusia di bawah 30 tahun.

Sumber utama pendapatan pemerintah berasal dari sektor minyak dan gas, namun karena sumber daya tersebut semakin menipis, negara itu berupaya melakukan diversifikasi ekonomi.

Keanggotaan ASEAN memberikan akses bagi Timor-Leste ke berbagai perjanjian perdagangan bebas, peluang investasi, dan pasar regional yang lebih luas.

Dalam wawancara dengan Channel News Asia pada September lalu, Ramos-Horta mengatakan bahwa negaranya harus menjaga stabilitas dan tidak menjadi beban bagi ASEAN.

Dia juga menambahkan bahwa Timor-Leste dapat berkontribusi melalui pengalamannya dalam penyelesaian konflik, termasuk dalam sengketa perbatasan dan Laut China Selatan.

"Jika kami nantinya bisa berkontribusi untuk memperkuat mekanisme ASEAN, seperti mekanisme penyelesaian konflik, itu hal penting. Di setiap negara ASEAN, kami menekankan pentingnya dialog," kata Ramos-Horta.

(NIA DEVIYANA)

SHARE