2 Juta WNI Berobat ke Luar Negeri, RI Kehilangan Devisa Rp97 Triliun per tahun
Masih banyak orang Indonesia berobat ke luar negeri, hal ini berdampak pada hilangnya devisa negara.
IDXChannel - Masih banyak orang Indonesia berobat ke luar negeri, hal ini berdampak pada hilangnya devisa negara.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat Indonesia kehilangan devisa senilai Rp 97 triliun, akibatnya 2 juta orang warga berobat di luar negeri setiap tahunnya.
Erick pun mendorong penguatan ekosistem kesehatan melalui perusahaan pelat merah. Salah satunya dengan membangun Bali International Hospital. Rumah sakit ditargetkan rampung pada 2023 dan diharapkan mampu mengakomodir keperluan medis masyarakat tanpa harus berobat di luar negeri.
"Jutaan masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri sampai kapan, makanya kita dorong pengembangan rumah sakit internasional di Bali," ungkap Erick, Jumat (10/6/2022).
Selain rumah sakit, Erick memastikan BUMN bakal memproduksi massal vaksin Covid-19. Saat ini pengembangan vaksin BUMN sudah memasuki uji klinis fase 3 dan ditargetkan dapat memproduksi hingga 200 juta dosis vaksin setiap tahun.
Erick berharap vaksin BUMN akan mendapat Emergency Use Authorization (EUA) pada akhir Juli mendatang.
Di lain sisi, Erick juga mendorong BUMN membangun kedaulatan teknologi dan digitalisasi untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital yang mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030.
"Dalam era disrupsi, kita harus memiliki growth mindset, tidak boleh fixed mindset. Growth mindset buat anak muda Indonesia sangat penting. Hal ini memungkinkan diri untuk mengambil langkah berani agar dapat terus melaju. Jangan rentan untuk dikritik dan menghindar dari tantangan karena setiap masalah harus dihadapi," katanya.
Erick telah menyiapkan sejumlah strategi, baik infrastruktur dengan refocusing bisnis Telkom dan Telkomsel. Lalu, dukungan pendanaan dan investasi bagi perusahaan rintisan atau startup.
Dia juga mendorong Indico sebagai agregator digital dan market access kreator lokal seperti platform edu-tech, health-tech, game publisher, music. Erick menyebut Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek digital di masa yang akan datang.
"Jangan sampai semua game dan konten itu dari asing, kita harus intervensi. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi tempat bagi negara lain menumbuhkan ekonominya tanpa mengembangkan apapun di Indonesia. Kita harus memastikan pertumbuhan terjadi, baru kita bantu perekonomian dunia, jangan di balik dunia tumbuh, tapi Indonesia nggak," tutup Erick. (RRD)