ECONOMICS

22 Produk Makanan Ringan Diekspor ke Timur Tengah, Nilainya Capai Rp6,88 Miliar

Arif Budianto/Kontributor 11/02/2023 13:47 WIB

Mendag melepas ekspor 22 produk makanan ringan UMKN degan nilai mencapai USD453 ribu atau setara Rp6,88 miliar. Produk tersebut dikirim ke Timur Tengah.

22 Produk Makanan Ringan Diekspor ke Timur Tengah, Nilainya Capai Rp6,88 Miliar. (Foto: Kemendag)

IDXChannel - Sebanyak 22 produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berhasil menembus pasar global, terutama Timur Tengah. Produk tersebut berupa makanan ringan seperti keripik jengkol hingga rengginang. 

"Nilai produk yang diekspor USD453 ribu. Ini adalah sebuah kebanggaan bagi kami. Apalagi 22 produk tersebut sudah terdaftar di Saudi Food and Drug Authority,” kata Menteri Perdagangan (Mendag( Zulkifli Hasan saat melepas pengiriman produk ekspor tersebut di Gudang Stori PT Pos Logistik di Bekasi, Jumat (10/2/2023).

Dia berharap, ekspor produk UMKM ke Jeddah langkah nyata dalam meningkatkan nilai ekspor komoditas Indonesia ke Timur Tengah. Kemendag akan terus mendorong agar produk UMKM Indonesia bisa tembus pasar dunia. 

Sebanyak 22 produk UMKM tersebut di antaranya brand merek Helda’s Snack dengan varian produk keripik Jengkol Pedas, Seblak Daun Jeruk, Seblak Pedas, Rengginang original, Rengginang Gurih, Tempe Goreng, Tempe Daun Jeruk, Stik Balado, Kacang Bandung, Kacang Bali, Kacang Kapri Bali, Kacang Bali asin, dan Kacang Bali Manis.

Kemudian, ada Oven Atom, Kacang Medan, Kacang Sukro, Emping, Kacang Spicy, Bawang Putih Goreng Gurih, Bawang Merah Goreng dan Popcorn Caramel.


Adapun, pengiriman tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Pos Indonesia bersama anak usahanya PT Pos Logistik, dan Yayasan BIG Indonesia. 

Direktur Bisnis Kurir & Logistik PT Pos Indonesia (Persero) Siti Choiriana atau Ana, mengatakan keterlibatan Pos Indonesia pada ekspor 22 produk UMKM tersebut berupa fasilitas gudang gratis dan pendampingan kepada UMKM produk halal, melalui program berkelanjutan “Joint Marketing House (Rumah Pemasaran Bersama UKM Halal Indonesia)”.

Fasilitas tersebut diberikan dengan harapan dapat digunakan oleh pelaku UMKM halal untuk menyimpan barang sebelum proses pengiriman.

Pos Indonesia juga memberikan pendampingan standarisasi produk bagi pelaku usaha UMKM. Pendampingan ini penting agar produk yang dipasarkan memenuhi standar mutu.

Terlebih jika produk tersebut membidik pangsa pasar luar negeri. Setelah dilakukan pendampingan, Pos Indonesia juga membantu pelaku UMKM membuka akses pemasaran ritel dan ekspor.

“Upaya Pos Indonesia ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar memberi pendampingan kepada para pelaku usaha, dalam hal ini UMKM agar naik kelas. Mereka kami beri fasilitas gudang gratis, diberikan pendampingan standarisasi produk, hingga membantu mereka membuka akses ritel dan ekspor,” kata Ana. 

Menurut dia, industri jasa kurir dan logistik, memiliki peran sentral dalam membentuk ekosistem bagi pelaku UMKM. Melalui jasa kurir dan logistik yang dimiliki PT Pos Indonesia, produk UMKM bisa didistribusikan dengan baik ke seluruh Indonesia.

Saat ini, Pos Indonesia memiliki layanan PosAja! dengan dukungan O-Ranger dengan kemampuan pickup barang tanpa harus datang ke kantor atau Agen Pos.

“Kami Pos Indonesia membantu pelaku UMKM mendistribusikan produknya, baik ke dalam atau luar negeri melalui 62.369 titik layanan Pos yang tersebar di seluruh Indonesia. Kami hadir memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM di seluruh nusantara,” imbuh Ana. 

 Di sisi lain, Yayasan BIG memiliki komunitas terdiri dari 1.364 orang Fasilitator Daerah maupun Fasilitator Nasional. BIG turut serta berkontribusi memberikan keilmuan dan kompetensinya bagi kemajuan dan ketahanan UMKM serta peningkatan sertifikasi halal di Indonesia.

Saat ini, BIG memiliki lebih dari 85.000 UKM binaan di seluruh Indonesia.

(FRI)

SHARE