ECONOMICS

330.000 Data Pelanggan Starbucks Singapura Bocor, Terjual Senilai Rp37,3 Juta

Tim IDXChannel 17/09/2022 15:00 WIB

Data pelanggan Starbucks Singapura dikabarkan diretas.

330.000 Data Pelanggan Starbucks Singapura Bocor, Terjual Senilai Rp37,3 Juta (Dok.MNC)

IDXChannel - Data pelanggan Starbucks Singapura dikabarkan diretas. Sebanyak 330.000 data pelanggan itu dijual di forum online sejak 10 September 2022 lalu. 

Lantas, para pelanggan yang terdampak segera mendapat email dari Starbucks pada hari Jumat, yang menginformasikan bahwa data mereka telah dilanggar dan membahayakan informasi pribadi mereka seperti nama, alamat, dan email. 

Dalam email tersebut, pelanggan diberi tahu bahwa data kartu kredit mereka tidak tercantum karena Starbucks tidak menyimpan data tersebut. Sementara hal terkait loyalti pelanggan termasuk saldo tersimpan, penghargaan dan kredit tetap utuh.

Starbucks Singapura mengaku baru mengetahui kebocoran data itu pada 13 September lalu. Data pelanggan yang diretas adalah pelanggan yang memiliki akun dan telah melakukan transaksi via online.

"Kami segera mengambil langkah-langkah yang wajar untuk melindungi informasi pelanggan. Kami juga sepenuhnya bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan," kata juru bicara Starbucks Singapura dikutip dari The Straits Time, Sabtu (17/9/2022).

Menanggapi hal tersebut, Komisi Perlindungan Data Pribadi Singapura juga sedang menyelidiki kasus ini serta menghubungi pihak Starbucks untuk informasi lebih lanjut. 

Diketahui, satu copy database yang berisi data pelanggan Starbucks itu telah terjual dengan harga yang tercantum sebesar SGD3.500 (Rp37,3 juta, kurs 1 SGD = Rp10.660) sedangkan empat salinan data lainnya sedang ditawarkan. 

Atas kejadian ini, para pelanggan diimbau untuk waspada terhadap upaya phising atau penipuan yang mungkin saja terjadi dalam beberapa minggu mendatang. Mereka harus meneliti korespondensi yang mereka terima dari orang asing atau organisasi. 

"Mereka mungkin menggunakan informasi pribadi Anda agar terlihat dapat dipercaya, dan dalam beberapa kasus bahkan meminta Anda untuk mengakses kata sandi satu kali," kata Kevin Reed, kepala petugas keamanan informasi dari Acronis seperti dikutip di The Straits Time

Kasus penipuan juga pernah menimpa sejumlah 470 nasabah Bank OCBC yang kehilangan setidaknya SGD8,5 juta. Menurut Reed, ada kemungkinan scammer memakai data pengguna dengan cara yang sama. Namun, data pengguna tersebut bisa jadi digunakan untuk mengakses layanan lainnya.

Oleh: Ribka Christiana

(IND) 

SHARE