4 Fakta Pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping G20 2022, Peluang Perdamaian Kedua Negara
Joe Biden dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu, banyak pihak mengantisipasi pertemuan kedua negara adidaya ini, mengingat AS dan China seringkali berseteru.
IDXChannel—Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam event KTT G20 2022 di Bali. Ada beberapa fakta menarik terkait pertemuan kedua pimpinan negara yang tengah bersaing ini.
Persaingan dan hubungan tarik ulur Amerika Serikat dan China sudah menjadi rahasia umum. Persaingan keduanya dalam sektor perdagangan cukup terasa sebab dampaknya dirasakan oleh negara-negara lain.
Salah satu berita tentang AS dan China yang cukup menghebohkan kalangan awam adalah saat Pemerintah AS—di bawah kepemimpinan Donald Trump—memasukkan Xiaomi dan Huawei ke dalam daftar hitam sebab dianggap mengancam keamanan AS.
Selain dua produsen barang elektronik itu, Donald Trump juga memasukkan WeChat, ZTE, dan TikTok ke daftar hitamnya. Gara-gara keputusan ini, gadget keluaran Huawei tidak lagi bisa mendapatkan lisensi Android dari Google, yang notabene adalah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat.
Selama pemerintahan Donald Trump, hubungan kedua negara kian meruncing lantaran pernyataan-pernyataan dan keputusan Trump yang cenderung provokatif dan kontroversial.
Kini di bawah pemerintahan Joe Biden, muncul peluang perbincangan untuk meluruskan posisi kedua negara dalam hubungan diplomatik dan perdagangan.
Apa saja fakta yang patut digarisbawahi dari pertemuan mereka?
Pertemuan Pertama Setelah Joe Biden Resmi Jadi Presiden
Dilansir dari The Guardian (12/11), Joe Biden dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu Senin (14/11) besok. Pihak AS sangat mengantisipasi pertemuan ini, sebab Biden akan bertatap muka dengan Xi Jinping untuk pertama kalinya usai ia menjabat sebagai presiden.
Terakhir kali Biden bertemu dengan Xi Jinping adalah saat masa kepemimpinan Barack Obama. Keduanya memang menjalin hubungan via telepon selama 22 bulan terakhir, namun karena pandemi dan ketegasan aturan Xi Jinping soal perjalanan luar negeri, Biden tidak dapat menemui Xi Jinping.
Biden Bereskpektasi Tinggi
Pemerintah AS berharap banyak dari pertemuan ini. Biden terutama, berharap dapat membangun landasan baru dalam hubungan diplomatik kedua negara. Namun ia akan tetap terbuka dengan kekhawatirannya ihwal konflik China dengan Taiwan dan isu HAM.
“Kedua pimpinan akan berdiskusi untuk menjaga dan memperdalam komunikasi. Juga untuk membangun persaingan yang sehat dan bekerja sama, terutama pada hal-hal di mana kedua negara sama-sama punya kepentingan,” ujar Juru Bicara White House Karine Jean Pierre.
Boleh dibilang, ini adalah upaya Joe Biden untuk membangun ulang hubungan diplomatik yang sempat mendingin pada masa kepemimpinan Donald Trump.
Isu pertikaian China dengan Taiwan adalah salah satu yang digarisbawahi. Sebagai tambahan informasi, Taiwan dinilai mendapat dukungan dari Amerika Serikat untuk memperjuangkan kemerdekaan dari China.
Isu lain yang bakal digarisbawahi adalah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintahan China. Seperti yang diketahui, China sering dilaporkan telah beberapa kali melakukan hal-hal yang dianggap melanggar HAM pada sebagian masyarakatnya sendiri.
China Tetap Bersikap Tegas
Soal Taiwan, pemerintah China beranggapan AS sendirilah yang memulai pertikaian dengan mendukung gerakan kemerdekaan yang dilancarkan masyarakat Taiwan. Dukungan itu dinilai mengancam kebijakan ‘One China’ yang dikukuhkan oleh Xi Jinping.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RRC Zhao Lijian mengatakan bahwa beberapa pihak sengaja menggunakan isu kemerdekaan Taiwan untuk menaklukkan China. Ia juga meminta AS untuk berhenti mengganggu dan mengeruhkan prinsip One China.
Pertemuan Biden dan Xi Jinping adalah peluang untuk perdamaian, menurunkan tensi diplomatik kedua negara. Namun pihak AS ragu apakah pemerintah China bersedia untuk sepakat mencapai target perdamaian.
“Pemerintahan Biden sudah mendorong diskusi untuk menurunkan potensi risiko dan tensi sejak pertengahan 2021. Namun RRC belum menunjukkan ketertarikan yang serupa,” ujar Pakar Asia the German Marshall Fund of the United States Bonnie Glaser.
AS Ingin China Turun Tangan Hadapi Korea Utara
Dalam agenda pertemuan ini, juga akan dibahas soal ancaman keamanan dari Korea Utara. Seperti diketahui, Korea Utara beberapa kali meluncurkan tes missil ke laut lepas.
Pemerintah AS berharap China menekan Pimpinan Korea Utara Kim Jong-Un untuk menahan aktivitasnya dan berdiskusi tentang penghentian kegiatan militer apa pun yang berkaitan dengan nuklir.
AS menggarisbawahi pernyataan Xi Jinping tentang keputusan untuk tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina yang disampaikan pada konselor Jerman Olaf Scholz minggu lalu.
Demikianlah beberapa fakta tentang pertemuan Joe Biden dan Xi Jinping G20 2022. (NKK)