ECONOMICS

4 Faktor yang Menyebabkan Harga Minyak Goreng Naik dan Turun, Ini Biang Keroknya

Ratih Ika Wijayanti 08/06/2022 11:44 WIB

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga minyak goreng naik dan turun. Fluktuasi harga CPO dalam skala global menjadi salah satu penyebabnya.

4 Faktor yang Menyebabkan Harga Minyak Goreng Naik dan Turun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga minyak goreng naik dan turun. Seperti diketahui, sejak akhir 2021 lalu, harga minyak goreng terus mengalami kenaikan. Bahkan, harganya terus melambung hingga awal Januari 2022. 

Pada Januari 2022, harga minyak goreng kemasan tercatat mencapai Rp21.150 per liternya. Hingga awal Juni 2022 ini, harganya telah mencapai Rp26.450 per liter untuk minyak kemasan bermerek 1. Meski sempat beberapa kali mengalami penurunan, namun penurunan harganya tidak terlalu signifikan, bahkan tidak menyentuh harga awal sebelum terjadi kenaikan. 

Lantas, apa faktor yang menyebabkan harga minyak goreng naik dan turun? Dilansir dari berbagai sumber, IDXChannel merangkum beberapa penyebabnya sebagai berikut. 

4 Faktor yang Menyebabkan Harga Minyak Goreng Naik dan Turun

1. Peningkatan Harga Minyak Nabati Dunia

Salah satu faktor yang menyebabkan harga minyak goreng naik dan turun adalah fluktuasi harga CPO (Crude Palm Oil) dunia. Peningkatan harga minyak mentah secara global tentu memberikan dampak yang besar bagi harga minyak goreng di pasaran Indonesia. Harga CPO dunia ini mengalami kenaikan selama 2021 hingga mencapai 36,30 persen secara year on year. Pandemi Covid-19, permintaan yang sangat tinggi dalam skala global, serta penurunan produksi minyak nabati dunia juga memicu terganggunya suplai minyak mentah untuk olahan minyak lainnya. 

2. Penurunan Produksi CPO

Faktor Penyebab Naik Turunnya Harga Minyak Goreng. (Foto: MNC Media)

Sepanjang pandemi Covid-19, beberapa sumber melaporkan bahwa produksi CPO di negara produsen mengalami penurunan drastis. Tak hanya karena pandemi, gangguan cuaca juga ditengarai menjadi salah satu alasan mengapa produksi CPO ini anjlok. Di Indonesia misalnya, produksi CPO mengalami penurunan hingga 0,31 persen. Tahun 2021, Indonesia hanya memproduksi CPO sebanyak 46,88 juta ton, lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya yang memproduksi sekitar 47,03 juta ton. 

3. Terkendalanya Arus Logistik

Faktor lain yang juga menyebabkan naik turunnya harga minyak goreng adalah terhambatnya arus distribusi minyak nabati. Tak dipungkiri, pandemi Covid-19 memang memberi dampak yang cukup besar pada kegiatan distribusi minyak. Banyaknya pekerja di sektor logistik yang terkena PHK serta mobilitas yang terbatas sangat berpengaruh pada pendistribusian bahan baku CPO. 

4. Peningkatan Harga Komoditas Energi

Kenaikan harga komoditas energi seperti minyak mentah, gas, dan batu bara dalam skala global juga turut mempengaruhi naik turunnya harga minyak goreng. Tingginya harga 
komoditas energi ini menyebabkan adanya peralihan sumber energi yang tadinya menggunakan energi fosil kini beralih ke biofuel.  

Pemerintah Indonesia sendiri menerapkan kebijakan B30 yang mewajibkan perusahaan bahan bakar minyak untuk mencampur  minyak jenis solar dengan biodiesel dengan perbandingan 70:30. Tujuan dari kebijakan ini awalnya adalah untuk menghemat bahan bakar fosil. Sayangnya, kebijakan ini justru membuat peningkatan permintaan CPO di Indonesia yang mengakibatkan kelangkaan bahan baku minyak goreng di Indonesia. 

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak goreng naik dan turun selama beberapa waktu terakhir ini. Peningkatan harga minyak goreng yang terus terjadi juga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan baru dalam menangani persoalan CPO ini.

SHARE