ECONOMICS

45 Ribu Pekerja Pelabuhan AS Mogok, Kerugian Capai Rp75 Triliun per Hari

Wahyu Dwi Anggoro 01/10/2024 13:02 WIB

Ribuan pekerja pelabuhan di seluruh wilayah Pantai Timur dan Gulf Coast Amerika Serikat (AS) secara resmi melakukan aksi mogok.

45 Ribu Pekerja Pelabuhan AS Mogok, Kerugian Capai Rp75 Triliun per Hari. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ribuan pekerja pelabuhan di seluruh wilayah Pantai Timur dan Gulf Coast Amerika Serikat (AS) secara resmi melakukan aksi mogok setelah negosiasi antara serikat pekerja dan aliansi pengusaha gagal.

Dilansir dari Quartz pada Selasa (1/10/2024), International Longshoremen’s Association (ILA) mewakili lebih dari 85.000 pekerja. Organisasi tersebuttelah bernegosiasi dengan operator pelabuhan yang diwakili oleh United States Maritime Alliance (USMX) sejak Mei lalu. 

“Para perusahaan yang diwakili USMX ingin menikmati sendiri keuntungan miliaran dolar yang mereka hasilkan pada 2024” kata ILA dalam pernyataannya.

Setidaknya 45.000 anggota ILA melakukan aksi mogok kerja di lebih dari selusin pelabuhan utama AS, termasuk di negara bagian New York dan Texas.

Pekerja pelabuhan — orang-orang yang memuat dan membongkar kargo di pelabuhan — di Pantai Barat AS memiliki serikat pekerja yang berbeda. Mereka telah menyetujui kontrak baru [[ada tahun lalu.

ILA menuntut upah yang lebih tinggi. Antara 2018 dan 2024, pekerja pelabuhan di Pantai Timur hanya menerima kenaikan upah sebesar USD1 per jam.

Pekerja juga mendorong perlindungan terhadap otomatisasi dan perangkat teknologi baru di terminal. Baik rincian tuntutan serikat pekerja maupun tawaran operator pelabuhan belum diungkapkan.

Pemogokan ini adalah yang pertama di Pantai Timur AS sejak 1977. Presiden ILA Harold Daggett merupakan salah satu pekerja yang melakukan unjuk rasa pada saat itu.

Potensi kerugian akibat pemogokan ini diperkirakan bisa mencapai hingga USD5 miliar atau sekitar Rp75 triliun per hari, menurut analisis dari Container xChange dan J.P. Morgan. 

Oxford Economics mengatakan pemogokan yang berkepanjangan dapat berdampak pada hingga 100.000 pekerjaan dan mengurangi aktivitas ekonomi AS antara USD4,5 miliar dan USD7,5 miliar per pekan. 

“Kemacetan dan penundaan di pelabuhan-pelabuhan utama ini akan berdampak parah pada ketersediaan peti kemas, meningkatkan biaya, dan mengganggu jadwal,” kata CEO Container xChange Christian Roeloffs.

Meskipun Gedung Putih dan lembaga-lembaga federal telah mendorong ILA dan USMX untuk bertemu di meja perundingan, PresidenJoe  Biden telah mengisyaratkan bahwa ia tidak akan melakukan intervensi. Berdasarkan Undang-Undang Taft-Harley, presiden dapat memaksa para pekerja untuk kembali bekerja selama 80 hari saat para negosiator mengerjakan kesepakatan.

"Saya tidak mau pakai Taft-Hartley," kata Biden kepada wartawan pada Minggu. (Wahyu Dwi Anggoro)

SHARE