ECONOMICS

Ada Ancaman Krisis Pangan, Puluhan Ribu Lahan Produktif di Jabar Menganggur

Arif Budianto/Kontributor 21/11/2022 14:23 WIB

Dunia saat ini menghadapi ancaman krisis pangan, namun sayangnya di tengah ancaman tersebut, masih banyak lahan produktif di Indonesia menganggur.

Ada Ancaman Krisis Pangan, Puluhan Ribu Lahan Produktif di Jabar Menganggur (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Dunia saat ini menghadapi ancaman krisis pangan, namun sayangnya di tengah ancaman tersebut, masih banyak lahan produktif di Indonesia, salah satunya di Jawa Barat (Jabar) menganggur tidak termanfaatkan.

"Secara jumlah valid memang harus dihitung secara update, karena indikasi lahan tidur itu salah satunya dua tahun gak dipakai. Tapi data sementara, ada 6.000 lahan tidur PTPN Jabar dan 76 ribu ha HGU yang juga bisa dipakai, " jelas Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat pada Launching Sensus Pertanian (ST2022) di Hotel Haris, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Senin (21/11/2022). 

Menurut dia, ada beberapa penyebab lahan tidur di Jabar masih cukup luas. Seperti semakin berkurangnya petani di perdesan, harga sewa lahan yang cukup mahal, dan lainnya. Harga sewa misalnya, membuat para petani tidak berani mengolah lahan tersebut. 

Menurut dia, saat ini jumlah petani di Jawa Barat ada sekitar 3,5 juta orang. Jumlah tersebut mestinya bisa menjadi potensi untuk pengembangan pertanian di Jabar. Pemprov Jabar sendiri menggagas petani milenial untuk menggenjot jumlah petani. Harapannya kalangan muda bisa mengakses pertanian. 

Diakuinya, saat ini Jawa Barat memiliki sekitar 900 ribu hektare lahan kering dan 8,1 juta lahan sawah. Namun, jumlah ini terus berkurang setiap tahunnya. Tercatat ada 7,7 juta pada 2019 dan data terakhir terus turun menjadi 7,1 juta. 

Produksi padi di Jabar pada 2022 diprediksi juga terus naik dibanding tahun sebelumnya. Namun data Bulog, stok pangan semakin menipis. Ini berpengaruh pada soal impor dan tidaknya. "Produktivitas padi juga Jabar terus meningkat. Sementara kebutuhan konsumsi di Jabar terus naik. Sehingga penting untuk optimalisasi lahan tidur, " jelas dia. 

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Marsudijono menyatakan, pada sensus ini nantinya akan didata sekitar 3,5 juta petani. Mereka diharapkan bisa menyampaikan kondisi pertanian terkini. 

"Ketidakpastian menyebabkan potensi kritis pangan. Ini mesti menjadi perhatian kita semua. Jangan sampai ini terjadi di Indonesia. Ketahanan pangan penting di Jabar melihat jumlah penduduk yang cukup besar, " kata dia. 

Dalam mewujudkan basis data pertanian nasional, selain memiliki tugas sebagai penyelenggara Sensus Pertanian dan survei berbasis pertanian BPS juga berperan sebagai Leading Sector pemenuhan data pertanian dengan penekanan pada customer view oriented yaitu apa yang dibutuhkan stakeholder dan para pengguna data. tutup Dadan. (RRD)

SHARE