ECONOMICS

Ada Ancaman Resesi 2023, Ridwan Kamil Buka Karpet Merah untuk Investor

Arif Budianto/Kontributor 05/10/2022 18:26 WIB

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil meminta agar pemerintah daerah membuka karpet merah bagi para investor.

Ada Ancaman Resesi 2023, Ridwan Kamil Buka Karpet Merah untuk Investor. (Foto: Arif Budianto/MPI).

IDXChannel - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil meminta agar pemerintah daerah membuka karpet merah bagi para investor untuk berinvestasi. Masuknya kegiatan penanaman modal akan mendorong perekonomian di daerah tersebut.

"Saya minta daerah menggelar karpet merah bagi investor. Karena Rp1 triliun aja investasi masuk, maka akan membuka lapangan kerja hingga 1.000 orang," katanya usai membuka event West Java Investment Summit (WJIS) di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (5/10/2022). 

Ridwan Kamil berharap, kepala daerah bisa memahami bahwa investasi adalah salah satu pendorong ekonomi. Apalagi tahun depan Indonesia diprediksi akan menghadapi perlambatan ekonomi yang akan berdampak pada banyak sektor di daerah. 

Dia mengapresiasi acara WJIS yang bertujuan untuk menawarkan potensi investasi di Jabar. Melalui ajang ini, banyak investor dari berbagai negara diundang hadir secara online atau offline. Di antaranya dari Eropa, China, Taiwan, Italia, Swedia, Singapore, Inggris, dan lainnya. 

Tahun ini, WJIS menawarkan potensi investasi hingga Rp59 triliun untuk proyek energi dan ketahanan pangan. Dia berharap, target tersebut bisa tercapai dengan gelaran dua hari ke depan. 

"Sudah lima tahun Jabar rangking satu untuk investasi. Tahun 2021 realisasi investasi mencapai Rp136 triliun dan hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai Rp83 triliun. Ini sudah melebihi target tengah tahun," Ridwan Kamil menjelaskan.  

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto mengungkapkan, fokus dorongan investasi pada WJIS 2022, yakni food security dan renewable energy. Ini merupakan langkah Jawa Barat dalam menjawab tantangan global yang berdampak pada peningkatan harga pangan dan energi. 

"Kami berharap, langkah tersebut akan turut menjaga keberlanjutan momentum pertumbuhan ekonomi  sekaligus mengantisipasi tekanan inflasi, baik dalam jangka pendek maupun secara struktural," katanya. 

(FAY)

SHARE