Ada Momen Nataru, Bisnis Ritel Diproyeksi Cerah di Kuartal IV-2023
Bangkitnya aktivitas di mal membuat posisi tawar pemilik properti menjadi lebih kuat dalam negosiasi, mengingat tingkat kunjungan ke mal telah kembali normal.
IDXChannel - Bangkitnya aktivitas di mal membuat posisi tawar pemilik properti menjadi lebih kuat dalam negosiasi, mengingat tingkat kunjungan ke mal telah kembali normal. Di sisi lain, retailer semakin percaya diri dengan secara aktif berekspansi dan membuka toko / outlet baru yang menarik.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan Colliers memproyeksikan adanya peningkatan kinerja penjualan dan jumlah pengunjung yang datang ke mall pada Kuartal IV-2023, terutama untuk mal yang menjadi destinasi dan tempat belanja favorit.
Hal ini dipengaruhi adanya libur akhir tahun dan libur sekolah yang menjadi katalis bagi retailer untuk membuka gerai baru baik yang permanen, temporary stores, ataupun island.
"Berdasarkan pengamatan kami di beberapa mal, jumlah pengunjung terutama di masa libur panjang akhir tahun nanti, bisa saja mengalami pertumbuhan sekitar 20% - 30% dibandingkan Q3 2023," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/11/2023).
Namun, estimasi ini bersifat situasional dan jumlah pengunjung ke mal diperkirakan kembali menurun usai libur akhir tahun dan libur sekolah.
Ferry menambahkan secara keseluruhan, proyeksi rata-rata kinerja pasar ritel di 2024 masih cenderung stabil. Tambahan pasok baru akan berpengaruh kepada proyeksi rerata okupansi.
"Sebagian landlord diperkirakan mulai percaya diri menaikkan harga sewa dan service charge. Namun sebagian lainnya sepertinya masih akan menahan biaya sewa untuk mendorong tingkat hunian terlebih dahulu naik ke level yang lebih sehat atau aman," tuturnya.
Sejalan dengan konsep ritel yang terus berkembang, landlord pun juga melakukan peninjauan kembali terhadap tipe atau jenis penyewa guna mengoptimalkan alokasi ruang yang tersedia.
Konsep konvensional retailer besar, seperti hipermarket dan department store, secara bertahap mulai berubah dan kurang diminati.
Perubahan ini membuka peluang untuk memperkenalkan lebih banyak toko yang menjual barang khusus, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan sewa.
Selain itu, optimasi lokasi dapat dicapai dengan cara menarik penyewa yang tidak membutuhkan area besar, sehingga memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan bagi pemilik mal.
"Meningkatnya kepercayaan diri tercermin juga pada usaha retailer untuk melakukan ekspansi, seperti beberapa merek internasional yang menunjukan minat ekspansi di Indonesia. Umumnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih menjadi pilihan atau destinasi utama untuk membuka toko," pungkasnya. (NIA)