ECONOMICS

Ada Perang Israel vs Iran, Biaya Logistik Bakal Melambung?

Dinar Fitra Maghiszha 21/04/2024 15:40 WIB

Perang Israel vs Iran yang berkepanjangan berpotensi mengganggu jalur rantai pasok di kawasan.

Ada Perang Israel vs Iran, Biaya Logistik Bakal Melambung? (foto mnc media)

IDXChannel - Eskalasi militer antara Iran dan Israel yang berkepanjangan berpotensi mengganggu jalur rantai pasok di kawasan. Para pelaku sektor industri mengkhawatirkan hal ini dapat semakin mendongkrak biaya logistik.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan mengatakan, dampak tersebut juga merupakan konsekuensi dari kondisi ekonomi dan supply chain global saat ini.

ALFI mengimbau kepada pengusaha logistik untuk peka terhadap keadaan geopolitik dengan memperkuat jalur logistik nasional. 

Kepada pelaku industri, Akbar mengharapkan pengusaha dapat mengambil alternatif sekaligus opsi yang ditawarkan pemerintah.

“Para pengusaha mesti peka terhadap kemungkinan dampak konflik Timur Tengah yang lebih meluas. Kita harus segera bersiap lebih dini untuk memperkuat jalur logistik nasional kita,” kata Akbar di Jakarta, dikutip Minggu (21/4/2024).

Modernisasi Pelabuhan

Ongkos logistik yang tinggi masih menjadi pekerjaan rumah bagi industri pelayaran Tanah Air. Modernisasi peralatan port handling dinilai dapat mendukung efisiensi layanan pelabuhan nonpetikemas, sehingga dapat memangkas tingginya biaya logisitk.

Akbar menilai, dukungan modernisasi peralatan pelabuhan dapat menjadi solusi atas efisiensi waktu bongkar muat, sekaligus mengurangi loss cargo.

“Kami mendukung adanya pemasangan peralatan yang lebih modern, seperti conveyor belt dan layanan pergudangan yang terintegrasi. Tentu ini membutuhkan dukungan banyak pihak,” paparnya.

Pembenahan Tata Kelola Logistik

Indeks Kinerja Logistik (LPI) Indonesia saat ini berada di peringkat ke-61 pada 2023. Memiliki skor 3,0, RI masih berada di atas rata-rata jika dibandingkan negara-negara berpenghasilan menengah ke atas yang bernilai 2,54.

Namun ternyata jika dibandingkan dengan negara mitra yang mempunyai pertumbuhan tinggi di Asia, seperti China dan Asia Tenggara (ASEAN), maka Indonesia mempunyai pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi.

Pembenahan tata kelola sektor logistik akan terwujud berkat sinergi antarpemangku kepentingan, sehingga dibutuhkan satu badan khusus nasional yang fokus menggarap sistem logistik.

Transformasi struktural, terang Akbar, sangat vital terutama dalam optimalisasi percepatan waktu distribusi dan efisiensi biaya logistik.

“Kami fokus dalam kajian membentuk badan logistik nasional demi memastikan layanan logistik mampu terdiversifikasi, aman, transparan, dan berkelanjutan dalam satu wadah integral,” imbuh Akbar.

(FAY)

SHARE