ECONOMICS

Ada Perang Rusia dan Ukraina, Industri Senjata Global Dipertaruhkan

Dian Kusumo 05/12/2022 15:30 WIB

Laporan terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengungkap bahwa 100 produsen senjata top dunia terus meningkatkan penjualannya.

Ada Perang Rusia dan Ukraina, Industri Senjata Global Dipertaruhkan. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Laporan terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengungkap bahwa 100 produsen senjata top dunia terus meningkatkan penjualannya di 2021. 

Namun, pertumbuhan di sektor tersebut mengalami perlambatan karena masalah rantai pasokan.
Menurut laporan yang diterbitkan pada Senin (5/12/2022) itu, pandemi COVID-19 berperan menghambat pertumbuhan menjadi 1,9 persen pada tahun 2021 dibandingkan 2020.

SIPRI juga memprediksi bahwa perang di Ukraina akan menyebabkan masalah serupa bagi industri dalam jangka pendek hingga menengah.

Laporan tersebut menyebut bahwa meskipun invasi Rusia atas Ukraina dan respons negara-negara Barat telah meningkatkan permintaan senjata, mereka juga membuat produsen senjata kesulitan untuk mendapatkan bahan baku.

Menurut SIPRI, Rusia adalah pemasok utama bahan baku yang digunakan dalam produksi senjata.

"Hal ini dapat menghambat upaya Amerika Serikat dan Eropa dalam memperkuat angkatan bersenjata mereka dan untuk mengisi kembali persediaan senjata mereka setelah mengirimkan amunisi dan peralatan lain senilai miliaran dolar ke Ukraina,” kata laporan itu dilansir melalui SIPRI.org, Senin (5/12/2022). 

Di sisi lain, perusahaan Rusia yang meningkatkan produksinya karena perang, juga mengalami kesulitan mengakses semikonduktor, catat laporan SIPRI. Perusahaan dilaporkan telah terkena dampak sanksi terkait perang, misalnya dalam hal pembayaran.

"Untuk meningkatkan output butuh waktu,” kata Diego Lopes da Silva, peneliti senior SIPRI.

"Jika disrupsi rantai pasokan ini berlanjut, beberapa produsen senjata utama mungkin akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memenuhi permintaan senjata baru akibat perang Ukraina,” tambahnya.

Fokus utama laporan terbaru SIPRI sejatinya terletak pada pola industri pada tahun 2021. Mereka menemukan bahwa masalah rantai pasokan akibat pandemi tampaknya telah memperlambat pertumbuhan.

"Kalau masalah rantai pasokan yang terus-menerus ini tidak ada, kita mungkin akan melihat pertumbuhan penjualan senjata yang lebih besar pada tahun 2021,” kata Lucie Beraud-Sudreau, Direktur Program Belanja Militer dan Produksi Senjata SIPRI.

"Perusahaan senjata besar dan kecil mengaku bahwa penjualan mereka terpengaruh sepanjang tahun. Beberapa perusahaan, seperti Airbus dan General Dynamics juga melaporkan kelangkaan tenaga kerja,” tambahnya.

(DKH)

SHARE