ECONOMICS

Ada SNI di Rokok Elektrik, Pengusaha Khawatir Pengaruhi Harga Jual

Iqbal Dwi Purnama 12/09/2021 21:37 WIB

Pemerintah berniat akan menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada rokok elektrik.

Ada SNI di Rokok Elektrik, Pengusaha Khawatir Pengaruhi Harga Jual (ilustrasi by Unsplash)

IDXChannel - Pemerintah berniat akan menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada rokok elektrik. Tentu wacana inipun menimbulkan pro dan kontra di kalangan pengusaha vape

Setuju untuk alasan keamanan konsumen, namun yang ditakutkan akan menambah beban produksi yang berpengaruh terhadap harga jual di pasar.

Menurut Diki (22) pemilik Vape Store di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan, pemberian SNI terhadap produk rokok elektrik dinilai kurang tepat jika berbicara kemajuan bisnis. Karena setiap device yang banyak dijual pun sudah lebih dulu memiliki lisensi tersendiri dari produsen device itu sendiri. Sedangkan untuk liquid, pengawasan pemerintah melalui cukai juga sudah cukup ketat.

Diki menjelaskan, sebelumnya memang ada kasus terkait Vape yang meledak ketika sedang digunakan. Hal itu merupakan peniruan barang palsu yang dijual dengan harga murah. Untuk menghindari hal tersebut, maka menurutnya saat ini sudah banyak produsen device yang mempunyai label tersendiri untuk menandakan barang itu asli atau tidak.

"Dulu emang ada kasus Vape meledak, tapi sekarang device itu sudah ada lisensinya. Kalau Vape yang meledak itu sudah pasti dari batrai, nah kalau device ini kan ada perlindungannya itu, jadi kalau ada sistem yang konslet itu device mati, tidak akan meledak, kalau yang asli," ujarnya saat ditemui MNC Portal, Minggu (12/9/2021).

Jadi menurutnya selagi tidak untuk melindungi konsumen dan selagi tidak mempengaruhi harga jual dipasar dirinya setuju. "Kalau menurut saya, kalau tidak ada biaya tambahan mungkin setuju aja, tapi menurut saya sih kode autentik saja sudah cukup, sebelumnya itu banyak barang yang palsu, akhirnya banyak yang bikin lisensi seperti ini," 

Diki sendiri melihat, saat ini market dari pengguna Vape sendiri mengalami peningkatan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Walaupun 1 tahun kebelakang memang sedang mengalami tren penurunan, selain dampak wabah, Vape store pun saat ini bertambah jumlah.

"Kalau untuk pasarnya sekarang masih lumayan, mungkin dulu sebelum wabah kaya gini kita bisa hampir 15 jutaan perhari, tapi kalau sekarang setengahnya dari itu, mungkin karena wabah, atau juga Vape store sekarang lebih banyak,"

Untuk itu Diki menuturkan strategi toko untuk menghadapi masalah tersebut, seperti meningkatkan penjualan secara online, peningkatan pelayanan, hingga memberikan promo pada pelanggan.

"Omset kita dari penjualan device, terus kita juga ada di online. Kita juga memberikan diskon untuk pelanggan yang mempunyai member, jadi kalau mau jadi member minimal pembelanjaan 300 ribu kalau di kita, baru bisa bikin member," tuturnya. (NDA)

SHARE