Ada Sri Mulyani, Intip Sepak Terjang 4 Srikandi di Jajaran Pengurus Danantara
Empat tokoh perempuan dipercaya Presiden Prabowo Subianto masuk dalam kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
IDXChannel - Empat tokoh perempuan dipercaya Presiden Prabowo Subianto masuk dalam kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Para Srikandi ini memiliki rekam jejak yang panjang di sektor keuangan dan investasi.
Mereka yaitu Sri Mulyani Indrawati yang menduduki posisi Dewan Pengawas, Ivy Santoso sebagai Managing Director Head Office dalam Dewan Pelaksana, Febriany Eddy selaku Managing Director Non Financial Holding Operasional Danantara, dan Isma Yatun selaku Komite Pengawasan dan Akuntabilitas.
Bagaimana sepak terjang empat tokoh perempuan ini? Berikut ulasannya
1. Sri Mulyani Indrawati-Dewan Pengawas Danantara
Sri Mulyani adalah orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga ia dipanggil kembali oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Dia mulai menjabat lagi sejak 27 Juli 2016. Sebelumnya, dia menjabat Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika ia menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani meninggalkan jabatannya sebagai menteri keuangan saat itu.
Pada 2004, Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar.
Adapun pada 2008, ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Sebelumnya, Sri Mulyani dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Dia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.
Dia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Tak hanya itu, Sri Mulyani diganjar penghargaan Euromoney Finance Minister of the Year oleh majalah Euromoney.
Sri Mulyani kembali kembali menorehkan prestasi sebagai Menkeu terbaik di Asia Pasifik versi majalah keuangan Finance Asia pada 2019. Dalam profil Sri Mulyani, penghargaan itu diperolehnya 3 tahun berturut-turut setelah sebelumnya didapat pada 2017 dan 2018.
Sekali lagi, Global Markets memilih Sri Mulyani menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific pada Oktober 2020. Dia dianggap berhasil atas upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sri Mulyani juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia pada Oktober 2007.
Saat ini, Sri Mulyani yang akrab disapa Ani juga menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
2. Ivy Santoso - Managing Director Head Office
Ivy Santoso merupakan talenta terbaik yang dimiliki Indonesia di bidang investasi dan layanan keuangan. Dia meraih gelar S1 Akuntansi dari Oklahoma State University, Amerika Serikat (AS) (1991).
Dia memiliki pengalaman luas dalam private investments (debt & equity) di berbagai industri, termasuk manajemen perusahaan dalam fase transformasi dan krisis.
Ivy pernah menjadi Senior Consultant - International Finance Corporation (IFC) (2021-2023), Managing Director & CEO, Acuatico-Moya Holdings Asia (2017-2020), serta President Director-Bank Pembangunan Daerah Banten (BankPundi) (2013-2016).
3. Febriany Eddy - Managing Director Non-Financial
Febriany Eddy masih menjabat sebagai Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk. Febriany berkarier selama 14 tahun di PT Vale dan mengisi berbagai posisi penting. Namun sebelum bergabung dengan PT Vale, dia sempat bekerja untuk Pricewaterhouse Coopers di Jakarta dan di Amsterdam, Belanda, selama 7 tahun.
Di sana, perempuan kelahiran 1977 itu berperan serta dalam berbagai jenis pekerjaan dan proyek-proyek internasional dalam uji tuntas keuangan.
Ketika bergabung dengan PT Vale, Febriany terlibat dalam kegiatan operasional yang berfokus pada peningkatan efisiensi biaya, evaluasi, pengaturan pembiayaan proyek, serta perencanaan yang strategis.
Saat itu, Febriany menjabat sebagai Manajer Pengawasan Pembiayaan Proyek dan Evaluasi Keuangan PT Vale selama tiga tahun. Kemudian dia dipindahtugaskan ke kantor regional Vale Base Metal Asia Pasifik dan Afrika, yang berada di Brisbane, Australisa, selama 2,5 tahun.
Febriany Eddy mempunyai gelar MBA dari UCLA Anderson School of Management, National University of Singapore serta Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Selain itu, Febriany Eddy juga memegang sertifikasi akuntan publik di Indonesia maupun Australia.
4. Isma Yatun-Komite Pengawasan dan Akuntabilitas
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun menjadi bagian dari Komite Pengawasan Danantara. Ia memiliki latar belakang di sektor perbankan sebelum berkarier di politik sebagai anggota DPR dari PDI-P selama dua periode.
(NIA DEVIYANA)