Agresi Rusia Berujung Sanksi Ekonomi dari Sejumlah Negara, Ini Faktanya
Berikut deretan fakta terkain sanksi ekonomi sejumlah negara ke Rusia, pasca Rusia serang Ukraina.
IDXChannel – Sejumlah negara-negara di dunia memberikan sanksi terhadap Rusia. Hal ini usai Rusia melakukan serangan atau agresi ke Ukraina.
Adapun negara-negara yang memberikan sanksi, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, dan Jepang.
Berikut fakta-fakta sanksi yang diterima Rusia dari negara-negara di dunia yang dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (12/3/2022).
1. Amerika Serikat (AS)
AS membatasi penggunaan layanan dari operator seluler Rusia, yakni Rostelecom. Kemudian, AS juga membatasi ekspor teknologi kelas tinggi bagi keamanan dan pertahanan Rusia.
Selain itu, AS juga membatasi dua bank terbesar Rusia serta hampir 90 anak perusahaan lembaga keuangannya di seluruh dunia.
2. Inggris
Inggris melakukan pembekuan terhadap aset dua bank terbesar Rusia. Inggris juga memblokir sejumlah perusahaan Rusia untuk berbisnis di negara tersebut.
3. Kanada
Kanada membatasi 58 individu dan entitas Rusia, termasuk bank, elit keuangan, dan keluarga mereka.
Kemudian, Kanada juga membatasi kegiatan ekspor ke Rusia. Selain itu, Kanada mendukung dilakukannya pemotongan beberapa bank Rusia dari jaringan SWIFT.
4. Jerman
Jerman siapkan sejumlah sanksi untuk Rusia. Kanselir Jerman Olaf Scholz membekukan proyek pipa gas bawah laut, Nord Stream 2 senilai USD11 miliar atau sekitar Rp158 triliun sebagai tanggapan atas agresi militer Rusia ke Ukraina.
Sikap Berlin terhadap Kremlin dinilai menjadi bumerang. Pasalnya, Jerman memiliki ketergantungan gas alam sebanyak 55%, kemudian 35% minyak bumi, dan 50% batu bara dari Rusia, menurut laporan Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, dilansir Euractiv.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck memastikan pasokan energi negaranya akan terjamin meskipun tanpa pengiriman gas, minyak, hingga batu bara dari Rusia.
"Kami akan membeli lebih banyak gas, dan juga batu bara dari negara lain," kata Habeck dalam siaran ZDF, dilansir Reuters.
Anggota Partai Hijau Jerman / Bündnis 90/Die Grünen itu mengakui bahwa selama ini Jerman terlalu bergantung terhadap komoditas energi dari Negara Beruang Merah, dan akan mencoba untuk memakai cadangan strategisnya.
Dirinya menyadari keputusan sanksi ini akan memberi dampak kenaikan bagi komoditas migas dalam jangka pendek, terutama setelah serangan Rusia di Ukraina. Meski demikian, Habeck mengharapkan harganya dapat stabil kembali saat situasi telah terkendali.
5. Jepang
Jepang mengatakan siap bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara industri G7 lainnya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, jika Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Konfirmasi dari Tokyo datang ketika krisis di Eropa semakin dalam, dengan pemimpin Rusia pada Senin (21/2/2022) memerintahkan pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina Timur yang sekarang diakui Rusia sebagai negara merdeka.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan bahwa “tindakan Rusia itu tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran hukum Internasional”, mengatakan kepada wartawan bahwa Jepang siap untuk merespons dengan tanggapan yang lebih kuat, yang dapat mencakup sanksi. Pada Kamis, (17/2/2022) Kishida menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin mendesaknya untuk menahan diri.
Pada Senin (21/2/2022) malam Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia "sebagai tanggapan atas keputusan dan tindakan Moskow hari ini."
"Kami berkoordinasi dengan sekutu dan mitra mengenai pengumuman itu," kata Juru Bicara Gedung Putih sebagaimana dilansir Reuters.
Sanksi baru oleh Jepang, yang akan menambah sanksi yang dikenakan pada Rusia pada 2014 setelah menduduki Krimea, akan mencakup larangan chip semikonduktor dan ekspor teknologi utama lainnya dan pembatasan yang lebih ketat pada bank-bank Rusia, surat kabar Yomiuri melaporkan sebelumnya.
(IND)