Agung Podomoro Land (APLN) Raih Marketing Sales Rp881 Miliar hingga Juni 2025
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membukukan marketing sales sebesar Rp881,5 miliar pada semester I-2025.
IDXChannel - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membukukan marketing sales sebesar Rp881,5 miliar pada semester I-2025. Capaian tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 10,5 persen dibandingkan periode sama di 2024 yang sebesar Rp796,3 miliar.
Penjualan sejumlah proyek properti seperti Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View, dan Podomoro City Deli Medan menjadi penopang utama marketing sales perseroan pada periode ini.
Sekretaris Perusahaan APLN Justini Omas menjelaskan, keberhasilan perseroan dalam mendorong pertumbuhan penjualan properti merupakan buah dari kejelian manajemen dalam mengoptimalkan kebutuhan pasar di berbagai wilayah yang tetap tinggi.
Selain itu, produk-produk yang ditawarkan oleh APLN juga sesuai dengan standar dan ekspektasi mayoritas konsumen yang menginginkan hunian berkualitas dengan nilai yang terus bertumbuh.
"Kami terus mendorong penjualan properti di berbagai wilayah seperti Bandung dan Medan yang ekonominya tumbuh positif. Masih tingginya kebutuhan properti di beberapa daerah itu akan terus dioptimalkan oleh APLN dengan merilis produk-produk baru," kata Justini dalam keterangan resminya, dikutip pada Jumat (1/8/2025).
Sejumlah inisiatif telah dilakukan APLN untuk menjangkau konsumen lebih luas. Sebagai contoh, belum lama ini APLN menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan konstruksi ternama, Shimizu Corporation Indonesia. Saat ini kerja sama difokuskan di proyek Podomoro Park Bandung.
“Ke depan, terbuka kesempatan bagi kedua pihak untuk membangun kolaborasi yang lebih besar,” kata Justini.
Secara finansial, APLN mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp1,68 triliun pada semester I-2025, atau turun 10,5 persen dibandingkan Rp1,88 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh hilangnya kontribusi pendapatan usaha dari hotel Pullman Vimala Hills yang telah didivestasi pada 2024.
Pada periode yang sama, APLN membukukan pengakuan penjualan sebesar Rp1,06 triliun, turun 8,8 persen dari Rp1,16 triliun. Sementara itu pendapatan berulang perseroan juga menurun 13,1 persen dari Rp723,5 miliar pada semester I-2024 menjadi Rp629 miliar pada periode sama tahun ini.
"Divestasi Hotel Pullman Vimala Hills memang berdampak langsung terhadap pendapatan perseroan. Tapi, hasil dari divestasi itu justru memperkuat fundamental APLN mengingat dananya dipakai untuk membangun hotel baru di Bali dan juga melunasi sebagian utang," ujar Justini.
Lebih lanjut, saat ini, seluruh utang perseroan berada dalam mata uang rupiah, dengan jatuh tempo terdekat pada tahun 2027. Dengan adanya pelunasan seluruh utang dalam mata uang asing, APLN terbebas dari risiko fluktuasi nilai tukar dan beban biaya bunga yang tinggi.
"Langkah efisiensi keuangan terus kami lakukan untuk menjaga likuiditas dan daya saing produk-produk APLN di pasar. Kami optimistis hingga akhir tahun kinerja perusahaan akan terus bertumbuh dengan fundamental bisnis yang semakin kokoh," ujarnya.
(Dhera Arizona)