AHY: Pengguna MRT Bisa Turun di Stasiun Monas 2027
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, meninjau proyek pembangunan MRT Fase 2A.
IDXChannel – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono, meninjau proyek pembangunan MRT Fase 2A. Jalur baru tersebut akan menghubungkan stasiun HI-Kota sepanjang 5,8 Km.
MRT Fase 2A terdiri atas tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Adapun saat ini progres pembangunan secara keseluruhan trase tersebut mencapai 48 persen. Khusus pembangunan MRT dari HI-Monas sudah tembus 87 persen, targetnya dua tahun lagi sudah siap beroperasi melayani penumpang.
"Sesuai dengan timeline-nya kalau tadi saya mendengarkan penjelasan Bapak Dirut (Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat), tahun 2027 kita harapkan sudah bisa operasional dituntaskan dari Thamrin menuju Monas," ujarnya dalam konferensi pers di Monas, Senin (26/5/2025).
AHY mengatakan, Stasiun MRT Thamrin dan Monas akan dioperasikan lebih awal, meskipun progres pembangunan Fase 2A belum rampung sampai Kota. Dengan begitu kedua stasiun tersebut sudah dapat digunakan masyarakat pada 2027.
Stasiun Monas sendiri nantinya akan memiliki dua akses. Yang pertama adalah akses yang langsung berada di dalam kawasan Silang Monas. Sementara akses kedua yang berada di sisi jalan Medan Merdeka Barat.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat menambahkan, kedalaman trowongan MRT Thamrin-Monas ini 19 meter, dengan diameter dalam 6 meter. "Tentunya kalau setiap pembangunan itu tantangan mesti ada. Tantangan yang utama yang kita hadapi sebetulnya lebih kepada agak teknis sedikit, yaitu utilitas," katanya.
Pembangunan Fase 2A sendiri dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).
Pembangunan Stasiun Monas meliputi pekerjaan pengecoran dinding dan lantai peron (platform slab) pada suar penyejuk (cooling tower), pemasangan noseblade persiapan jacking pada entrance 1 Jalan Museum, dan pengecoran dinding struktur pada entrance dua silang barat daya Monas.
Berikutnya ada pengetesan parsial sistem mekanikal elektrikal terpasang di gardu induk (RSS), pemasangan sistem HVAC, jalur kabel, pipa suplai air, drainase dan sistem pemadam kebakaran, dan penyelesaian pekerjaan arsitektural di gardu induk (RSS). Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan instalasi dinding bata ringan, finishing serta pengecatan stasiun, serta pemasangan rangka ACP (aluminium composite panel) dan rangka pendukung langit-langit (ceiling) stasiun.
Sementara di Stasiun Thamrin, meliputi penyelesaian pengecoran lantai beranda peron (concourse slab) stasiun, penggalian dan pengecoran lantai dasar (base slab) stasiun, pengecoran kolom sisi utara stasiun, serta jet grouting persiapan pembangunan entrance empat. Lalu ada pemasangan OTE Duct sisi utara stasiun, pembangunan kembali drainase untuk pekerjaan area parkir kereta (stabling yard), dan pemasangan pipa drainase di bawah peron (platform).
Tim konstruksi juga terus mengerjakan pemasangan tunnel walkway sekaligus pengecoran track bed di terowongan dan pemasangan pipa pemadam kebakaran.
(Ahmad Islamy Jamil)