AirAsia (CMPP) Tambah Frekuensi Penerbangan dan Luncurkan Livery Baru
Industri penerbangan di Indonesia saat ini telah kembali bergeliat sejak pandemi berakhir. Salah satu tujuan destinasi wisata favorit saat ini adalah Danau Toba
IDXChannel - Industri penerbangan di Indonesia saat ini telah kembali bergeliat sejak pandemi berakhir.
Salah satu tujuan destinasi wisata favorit saat ini adalah Danau Toba, di Sumatera Utara. Hal ini membuat maskapai Air Asia Indonesia menambah frekuensi penerbangan menuju Sumatera menjadi 1 kali sehari.
"Sebelumnya 3 hari sekali, sekarang kita tambah 1 hari sekali, baik itu Jakarta-Silangit, ataupun Jakarta-Medan dan ini berlaku tetap, Okupansinya saat ini sudah mencapai 85 sampai 90 persen, jadi memang cukup tinggi," kata CEO Air Asia Indonesia, Veranita Yosephine Sabtu (18/2/2023).
Bukan hanya frekuensi penerbangan yang meningkat, harga tiket ke Bandara Silangit dari Bandara Soekarno-Hatta jauh lebih murah dibandingkan pada Juni-Juli 2021 lalu saat Covid-19 masih tinggi di Indonesia.
"Bisa dilihat, saat ini harganya jauh lebih murah dibandingkan pada saat pandemik, apalagi saat ini frekuensi penerbangannya sudah meningkat," jelasnya.
Selain itu, Air Asia Indonesia juga turut meluncurkan pesawat dengan livery baru bernuansa Danau Toba. Nantinya, pesawat ini bakal terbang ke berbagai daerah di Indonesia juga ke Asia Tenggara untuk mempromosikan wisata Danau Toba ke seluruh rute Air Asia.
"Setelah pandemik, kita ingin mendukung recovery pariwisata Indonesia usai pandemik Covid-19 sejak 2020 lalu, terlebih Danau Toba merupakan salah satu destinasi super priority untuk pariwisata yang sudah ditentukan pemerintah,"
Veranita melanjutkan, adanya livery yang ada di badan pesawat Air Asia tersebut merupakan gambaran dari harapan penenun wanita Danau Toba, di mana yang dianggap tertinggal, namun nyatanya bisa maju.
"Livery baru ini menggambarkan perjuangan wanita dari Danau Toba, di mana yang dahulu biasanya wanita Danau Toba biasa menaiki bus malam maupun metromini, saat ini sudah bisa ada di pesawat, itu salah satu impian dari para perempuan Batak," kata Veranita.
Desain yang ada di badan pesawat tersebut bukan hanya menggambarkan penenun saja, melainkan melukiskan bahwa penenun wanita Danau Toba dan Batak pada umumnya, merupakan artist bukan buruh.
"Makanya di situ digambarkan tenun kontemporer, di mana menggambarkan penenun bukan hanya buruh tenun, tapi artisan, di mana mereka bisa berkreasi dan berinovasi sendiri, bukan hanya sesuai pesanan," ungkapnya.
(DKH)