ECONOMICS

Airlangga Beberkan Pentingnya Pemanfaatan Big Data di Era Digital

Fiki Ariyanti 08/11/2022 09:13 WIB

Pemanfaatan big data dalam era digitalisasi saat ini menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat melihat berbagai transaksi digital.

Airlangga Beberkan Pentingnya Pemanfaatan Big Data di Era Digital. (Foto: Istimewa).

IDXChannel - Pemanfaatan big data dalam era digitalisasi saat ini menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat melihat berbagai transaksi digital. Termasuk transaksi yang kompleks, seperti transaksi rumah tangga, kredit, perbankan, perusahaan, ekspor dan impor.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, dengan memanfaatkan big data, pencapaian pembangunan nasional dapat didesain lebih
inklusif untuk kesejahteraan masyarakat.

“Penyediaan data dan informasi yang andal dan berkualitas oleh produsen data merupakan hal penting, terutama untuk mendorong kegiatan perekonomian," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Selasa (8/11/2022). 

"Big data menyediakan data statistik yang lebih cepat dan lebih detail, tetapi yang lebih penting adalah melakukan analisa dari big data tersebut yang merupakan kebutuhan bagi bisnis di era digital saat ini,” dia menambahkan. 

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam kegiatan 7th International Conference on Big Data and Data Science for Official Statistics yang diselenggarakan atas kerja sama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan PBB dan Asian Development Bank di Yogyakarta.

Konferensi internasional ini diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari Indonesia serta 22 negara lainnya. 

Menurut Airlangga, konferensi ini adalah upaya untuk meningkatan kapasitas dan kapabilitas data science di
Indonesia. 

"Para akademisi, praktisi, dan pejabat diharapkan dapat memanfaatkan big data untuk digunakan pada pola ekonomi baru serta digunakan untuk kebijakan yang akan
ditetapkan ke depan,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, BPS berperan dalam mendukung pemerintah menyediakan indikator strategis yang dapat digunakan untuk melihat berbagai fenomena dan gejolak sosial-ekonomi Indonesia. 

Selain data PDB dan inflasi, BPS juga merilis data secara bulanan yakni data ekspor, impor, dan tingkat penghunian perhotelan.

“Kompleksitas data yang diperlukan dalam penghitungan perekonomian Indonesia perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan antar satuan kerja maupun instansi agar data dasar cepat dan akurat,” ujarnya. 

Airlangga menegaskan, BPS sebagai instansi penyedia data
harus independen, sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan oleh pemangku kepentingan untuk menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran. 

BPS diharapkan dapat meningkatkan frekuensi kecepatan waktu rilis data, menyediakan estimasi hingga wilayah
yang lebih kecil, mengurangi efek dari non-response, serta mampu menyediakan informasi sebagai pembanding.

“Mengingat peran krusial BPS dalam mendukung pemerintah, maka penyediaan data yang cepat, akurat, dan valid harus menjadi perhatian insan BPS,” pungkas Airlangga. 

(FAY)

SHARE