Airlangga: Data Tunggal Regsosek Bakal Jadi Acuan Program Pemerintah
Badan Pusat Statistik (BPS) telah menuntaskan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) sebagai basis data tunggal kependudukan pada 2023.
IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) telah menuntaskan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) sebagai basis data tunggal kependudukan pada 2023. Data ini memberikan gambaran kondisi warga Indonesia mulai dari tingkat kesejahteraan ekonomi hingga akses terhadap air bersih.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Regsosek adalah langkah penting untuk menciptakan basis data yang lengkap terkait dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Regsosek ini bakal dijadikan fondasi dalam setiap kebijakan pemerintah.
Dengan Regsosek, kata Airlangga, pemerintah dapat memperoleh gambaran yang jelas dan akurat tentang tingkat kesejahteraan, kondisi rumah tangga, dan berbagai aspek kehidupan masyarakat lainnya. Data ini krusial untuk perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
"Data ini juga dapat menjadi tools untuk mempercepat penghapusan kemiskinan, penanggulangan kemiskinan di seluruh wilayah, serta menciptakan masyarakat menuju kelas menengah dengan penghasilan relatif lebih tinggi," ujar Airlangga dalam Peluncuran Kolaborasi Pemanfaatan Sistem Data Regsosek, Kamis (20/6/2024).
Selama 15 tahun terakhir, Indonesia dinilainya telah membuat kemajuan luar biasa dalam menurunkan tingkat kemiskinan. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, angka kemiskinan Ri berada di level 9,36 persen sementara kemiskinan ekstrem turun menjadi 1,12 persen.
Selain itu, Airlangga juga mengutip data Bank Dunia dimana dalam 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan porsi kelas menengah dari 7 persen menjadi 20 persen dari total penduduk.
"Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas kelas menengah tentu membantu percepatan pertumbuhan ekonomi, serta memperluas pemerataan kesejahteraan," ujarnya.
Mantan menteri perindustrian itu menambahkan, tantangan berikutnya bagi pemerintah adalah memperluas porsi kelas menengah. Menurut dia, tantangannya cukup besar sehingga memerlukan integrasi program-program pemberdayaan ekonomi dengan memanfaatkan Regsosek.
Dia menyebut identifikasi program di Kementerian Lembaga (K/L) harus mempertimbangkan empat pendekatan, yaitu akses terhadap pekerjaan, peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kapasitas UMKM, dan akses pembiayaan UMKM. Semua ini harus berbasis pada data yang didasarkan pada sumber yang sama atau dipadankan dengan Regsosek," katanya.
Airlangga menilai, kehadiran data tunggal ini penting untuk konvergensi lintas sektor K/L, terutama dalam implementasi program pemberdayaan ekonomi. Dengan begitu, Regsosek ini bisa berperan dalam mencapai target pemerintah menuju Indonesia Emas di tahun 2045.
(RFI)