Airlangga Dorong Pengembangan Mesin Ekonomi Baru untuk Wujudkan Indonesia Emas, Apa Saja?
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan diperlukan strategi khusus untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
IDXChannel - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan diperlukan strategi khusus untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Salah satunya, dengan mengembangkan mesin ekonomi baru.
"Mengembangkan mesin ekonomi baru, termasuk teknologi digital, inisiatif ekonomi hijau, dan bioteknologi modern. Selain itu meningkatkan fokus pada ketahanan dan pemberdayaan sosial untuk memastikan keberlanjutan sosial-ekonomi," kata Airlangga dalam Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) CEO Forum 2024, Selasa (6/8/2024).
Selain itu, diperlukan revitalisasi mesin ekonomi konvensional untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas.
Airlangga mengatakan fundamental perekonomian Indonesia masih tetap terjaga di tengah berbagai tantangan global yang masih berlangsung saat ini.
Pada triwulan II-2024, perekonomian Indonesia tumbuh di angka 5,05 persen, mengungguli China (4,70 persen), Singapura (2,9 persen), Korea Selatan (2,30 persen) dan Meksiko (2,24 persen).
Pertumbuhan tersebut juga didukung oleh inflasi yang terkendali, di mana pada Juli 2024 berada di 2,13 persen (year on year/yoy), tetap terjaga dalam rentang sasaran.
Dan agar cita-cita Indonesia Emas 2024 bisa terwujud, Airlangga juga menekankan pentingnya peningkatan investasi infrastruktur berkelanjutan untuk masa depan yang berketahanan.
Di sisi lain, hilirisasi industri perlu didorong untuk meningkatkan nilai perekonomian nasional dan mendukung sektor teknologi dan manufaktur, termasuk komponen kendaraan listrik (EV).
Airlangga mengatakan Indonesia sedang mempercepat pengembangan ekosistem industri semikonduktor sebagai mesin perekonomian baru.
Hal tersebut meliputi pengintegrasian aset penting seperti mineral dan energi terbarukan ke dalam industri chip global.
"Kemudian pengembangan Batam dan Bintan sebagai kawasan ekonomi khusus semikonduktor, yang didukung oleh kebijakan yang tepat sasaran," kata dia.
(NIA DEVIYANA)