Airlangga Sebut Ekonomi RI Solid, Tumbuh Lebih Tinggi dari Singapura dan Malaysia
Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 tumbuh solid sebesar 5,03 persen, lebih tinggi dari Singapura dan Malaysia.
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 masih tumbuh solid dan lebih baik dari negara tertangga seperti Singapura dan Malaysia.
“Kalau kita lihat tadi dalam pengumuman BPS, Indonesia masih solid dibandingkan dengan beberapa negara lain. Jadi, Indonesia masih mencapai pertumbuhan sebesar 5,03 persen secara year-on-year (yoy) dan ini masih lebih tinggi dibandingkan peer country di ASEAN, seperti Singapura di 4,3 persen dan Malaysia 4,8 persen, juga Arab Saudi yang masih 4,4 persen,” kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Dia menegaskan stabilitas ekonomi tersebut didukung oleh inflasi yang tetap rendah dan terkendali serta rasio utang Indonesia yang masih di bawah 40 persen atau 38,9 persen.
“Ini mencerminkan kebijakan fiskal yang hati-hati dan ruang yang cukup untuk berinvestasi,” ujarnya.
Tingkat inflasi di 2024 secara yoy juga berada di angka terendah, yaitu 1,57 persen. Angka tersebut terkendali di batas bawah dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Realisasi inflasi di Januari 2025 turun ke 0,76 persen. Penurunan 0,76 persen ini ditopang oleh kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu dengan diskon tarif listrik 50 persen.
“Namun, jika kita lihat dari core inflation, tetap naik. Namun, jelas bahwa dengan tarif subsidi yang 50 persen ini, inflasi kita rendah,” tutur Airlangga.
Jika dilihat dari angka kemiskinan pada 2024 terjadi perbaikan, yaitu 9,03 persen, dan angka pengangguran di 4,91 persen.
“Beberapa kegiatan yang diterapkan kemarin oleh kebijakan Bapak Presiden, Pak Prabowo, pada saat Nataru, kita mendorong beberapa aktivitas di bidang ekonomi. Antara lain, aktivitas kunjungan wisata meningkat di bulan Oktober sampai dengan Desember sebesar 15,59 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Tingkat hunian hotel berbintang juga meningkat 4,29 persen antara Oktober sampai dengan Desember 2024,” kata dia.
Pergerakan penumpang, lanjut Airlangga, baik dari transportasi kereta, udara, maupun angkutan laut, juga mengalami peningkatan.
Dari sisi sektor riil dan optimisme masyarakat tercermin dalam PMI Manufaktur yang kembali di level ekspansi. Jadi, per Desember sudah di atas 50, dan Januari mencapai 51,9.
Itu berarti optimisme di sektor manufaktur tinggi, dengan indeks keyakinan konsumen terus berada di level di atas 100 atau 121,1, dan indeks penjualan riil tumbuh positif.
“Dengan perkembangan indikator tersebut, pertumbuhan ekonomi khusus di triwulan keempat 2024, yang juga merupakan triwulan pertama dalam pemerintahan Bapak Presiden Pak Prabowo, tumbuh sebesar 5,02 persen year-on-year atau 0,53 persen secara quarter-to-quarter,” kata Airlangga.
Angka tersebut juga menegaskan Indonesia masuk dalam zona 5 persen atau 5,03 persen pada 2024. PDB Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 20.892 triliun, dibandingkan pada Desember 2024 yang mencapai 22.139 triliun.
“Jika diterjemahkan, PDB per kapita juga telah meningkat mendekati USD5.000, yaitu 78,62 juta rupiah per tahun atau setara dengan USD4.960,33,” katanya.
Sesuai pola musiman, kata Airlangga, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV lebih rendah dibandingkan kuartal III. Namun, aktivitas ekonomi tetap kuat oleh momentum liburan Natal dan Tahun Baru serta dampak dari penyelenggaraan Pilkada yang lalu.
“Kebijakan Natal dan Tahun Baru yang dikeluarkan pemerintah adalah program mudik gratis, diskon harga tiket pesawat 10 persen, Hari Belanja Online Nasional, program Belanja Indonesia Saja, dan diskon akhir tahun 2024. Program ini memberikan daya beli atau belanja masyarakat sebesar Rp71 triliun di bulan Desember,” kata dia.
Dari sisi pengeluaran, semua komponen mencatat pertumbuhan yang positif. Sektor konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94 persen dan berkontribusi 54 persen terhadap perekonomian Indonesia.
Peningkatan konsumsi didorong oleh sektor transportasi, hotel, dan restoran, yang berdampak tinggi terhadap mobilitas masyarakat selama libur akhir tahun. Sementara itu, investasi atau PMTB tumbuh 4,61 persen, mencapai Rp6.452,5 triliun. Dorongan utama berasal dari infrastruktur oleh pemerintah dan ekspansi investasi dari swasta.
Pertumbuhan konsumsi pemerintah juga tinggi, sejalan dengan peningkatan realisasi APBN pada belanja pegawai serta belanja barang dan jasa.
Dari lapangan usaha, beberapa sektor utama mencatat pertumbuhan positif. Lima sektor terbesar yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan yang berkontribusi 63,9 persen terhadap PDB 2024.
Secara spasial, ekonomi Indonesia tumbuh solid dengan Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang tercatat tumbuh di atas rata-rata nasional. Ini menunjukkan kembalinya sektor pariwisata di Bali dan Nusa Tenggara, serta pertumbuhan di Sulawesi, Maluku, dan Papua akibat kebijakan hilirisasi.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2025, pemerintah terus menyiapkan berbagai kebijakan pendorong ekonomi pada kuartal pertama 2025.
Kebijakan tersebut mencakup program stimulus HKPN, kelanjutan program di Ramadan dan Idul Fitri, diskon tarif tol, stabilisasi harga pangan, serta berbagai insentif bagi sektor properti, kendaraan listrik, dan industri padat karya.
Pemerintah juga melanjutkan program makan bergizi gratis, meningkatkan penyaluran KUR, serta menyiapkan strategi untuk menjaga daya saing dan transformasi ekonomi jangka panjang.
Selain itu, langkah strategis seperti revisi regulasi untuk kemudahan berusaha, kebijakan penyimpanan devisa hasil ekspor sumber daya alam di dalam negeri, serta peluncuran Bullion Bank di akhir Februari, turut mendukung upaya peningkatan ekonomi.
Indonesia juga terus memperluas kerja sama internasional, seperti penyelesaian EU-SEPA, keanggotaan di BRICS, serta persiapan keanggotaan OECD yang ditargetkan pada April 2025.
(Febrina Ratna Iskana)