Airlangga Sebut Indonesia Butuh 9 Juta Orang Melek Digital di 2030
Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta orang yang mampu menguasai digital di 2030
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta orang yang mampu menguasai digital di 2030. Pemerintah pun klaim terus mempercepat perkembangan ekonomi digital sejalan dengan kebutuhan terhadap teknologi yang semakin meningkat.
"Pemerintah melihat bahwa terjadi kebutuhan terhadap generasi-generasi yang mampu menguasai digital yang jumlahnya diperlukan sampai dengan tahun 2030 adalah 9 juta orang, berarti 500 ribu per tahunnya, " kata Airlangga dalam Kuliah Umum di Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/3/2022)
Airlangga meminta kepada seluruh universitas beserta fakultas dan jurusan di seluruh Indonesia bisa membuat kurikulum terkait digitalisasi.
"Saya mohon agar universitas itu juga bisa mendorong apapun fakultasnya, namun kurikulum terkait digitalisasi itu menjadi yang wajib diajarkan," bebernya.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu mencermati segala jurusan yang dipelajari mahasiswa tidak menjadi penghalang untuk mempelajari digitalisasi.
Ia mencontohkan kampus Tsinghua University yang memiliki laboratorium digital sebagai media pengembangan skil teknologi mahasiswa. Melalui co-working space digital tersebut, lanjut Airlangga, mahasiswa dapat menyalurkan kreativitas yang diharapkan dapat menciptakan sesuatu untuk masyarakat.
"Artinya laboratorium dari mahasiswa untuk berkumpul, mencoba menciptakan sesuatu apakah itu aplikasi, software, dan yang lain, sehingga di masa kuliah ini bisa membuat sesuatu untuk jadi entrepreneur digital, mumpung saat sekarang kesempatannya sangat terbuka," jelasnya.
Seperti diketahui, upaya pemerintah dalam menggenjot digitalisasi tidak terlepas dari kebutuhan untuk menambah jumlah entreprenur di dalam negeri. Airlangga menyebut total pengusaha masih berada di bawah 5%.
"Jumlah enterprenur kita kurang dari 3,47%, di mana sebuah negara yang maju minimal 5%. Jadi inilah yang harus kita dorong," pungkasnya. (FHM)