Airlangga Sebut Kegiatan Usaha Bulion Akan Optimalisasi Potensi Emas dan Perkuat Ekonomi Nasional
Airlangga mengatakan Kegiatan Usaha Bulion memberikan nilai tambah emas dalam negeri, memperkuat sektor keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
IDXChannel – Pemerintah terus mendorong optimalisasi potensi emas nasional melalui berbagai kebijakan strategis. Salah satu langkah terbarunya adalah peluncuran Kegiatan Usaha Bulion, yang diresmikan pada Rabu (26/2) di The Gade Tower, Jakarta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan inisiatif ini akan meningkatkan nilai tambah emas dalam negeri, memperkuat sektor keuangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki cadangan emas mencapai 2.600 ton, sementara sebanyak 1.800 ton emas di masyarakat berpotensi untuk diintegrasikan ke dalam sistem keuangan. Dengan adanya Bank Emas, masyarakat kini memiliki lebih banyak pilihan untuk mengelola emas, baik sebagai jaminan, simpanan, maupun sumber pembiayaan.
“Di masyarakat jumlah emasnya itu besar, 1.800 ton, kira-kira kalau dinilai sekarang Rp300 triliun. Sehingga dengan adanya bank emas ini bisa dikapitalisasi untuk dijadikan jaminan, simpanan, serta bisa menambah sumber-sumber pembiayaan untuk kebutuhan keluarga," ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (27/2/2025).
Selain itu, kehadiran Kegiatan Usaha Bulion juga sejalan dengan kebijakan hilirisasi sumber daya alam. Pemerintah menargetkan produksi emas dalam negeri, termasuk dari KEK Gresik (Freeport), dapat bertambah 50-60 ton per tahun, sehingga ketergantungan terhadap impor emas dapat dikurangi.
Dari sisi ekonomi, implementasi Kegiatan Usaha Bulion diproyeksikan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan potensi peningkatan PDB hingga Rp245 triliun, menarik investasi sebesar Rp47,4 triliun, serta meningkatkan peredaran uang sebesar Rp156 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
“Kegiatan Usaha Bulion juga dapat bertindak sebagai standby buyer atas hasil produksi emas dalam negeri dan standby supplier bagi industri perhiasan dalam negeri," kata Airlangga.
Dengan permintaan perhiasan emas/perak di Indonesia yang terus meningkat 1,5 persen per tahun, langkah ini dapat membantu mengurangi ketergantungan impor yang pada 2020 mencapai lebih dari 70 ton emas jadi.
Selain sektor industri, Kegiatan Usaha Bulion juga diharapkan menjadi wadah pengembangan instrumen investasi berbasis emas, seperti tabungan emas dan simpanan emas. Dengan demikian, emas dapat menjadi instrumen tabungan yang lebih aman dan menguntungkan bagi masyarakat, termasuk untuk persiapan dana haji dan umrah.
Turut hadir dalam acara peresmian ini antara lain Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, Ketua Komisi VI DPR, Ketua Komisi XI DPR, sejumlah Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, serta para Direktur Utama BUMN.
Adapun peluncuran Kegiatan Usaha Bulion ini diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menegaskan langkah ini merupakan pencapaian besar bagi Indonesia.
“Hari ini menjelang 80 tahun kita merdeka, dengan bangga pertama kali dalam sejarah, bangsa Indonesia yang punya cadangan emas ke-6 terbesar di dunia, akan memiliki bank emas. Saya ucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah bekerja keras untuk mencapai hari ini," tutur Prabowo.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). Kegiatan Usaha Bulion mencakup berbagai layanan keuangan terkait emas, termasuk simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas. Langkah ini diharapkan dapat semakin memperkuat ekosistem keuangan nasional serta memberikan manfaat optimal bagi perekonomian Indonesia.
(Febrina Ratna Iskana)