Airlangga Ungkap Sederet Upaya RI Wujudkan Net Zero Emission di 2060
Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
IDXChannel - Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk mewujudkan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartaro mengatakan pemerintah menetapkan target-target untuk mewujudkannya.
"Di mana 309 dari 1.000 Metrik Ton energi yang dihasilkan akan diproduksi melalui energi terbarukan, seperti bioenergi, hidro, geothermal, dan surya," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan remarks pada acara High-Level Dialogue on Sustainable Transport in ASEAN di Jakarta, Senin (4/9/2023).
Selanjutnya, pemerintah juga telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, serta menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat.
Dalam program tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
"Pemerintah juga telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030," tuturnya.
Negara-negara ASEAN telah sepakat untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan dunia. KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo juga berhasil menghasilkan perjanjian kerja sama dengan negara-negara di wilayah ASEAN dan mengeluarkan Asean Leaders' Declaration on Developing Regional EV Ecosystem.
Upaya pemerintah terkait energi terbarukan juga difokuskan di Provinsi Kepulauan Riau melalui Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Utama di Batam-Bintan-Karimun (BBK). Diperkirakan bahwa di seluruh Provinsi Kepulauan Riau terdapat potensi pembangkit listrik tenaga terbarukan sekitar 30 GW.
Sebagai bagian dari komitmen ASEAN, Pemerintah Indonesia berusaha membangun konektivitas regional dan telah melibatkan diri dalam inisiatif seperti Indonesia-Malaysia-Thailand Golden Triangle (IMT-GT) yang memiliki 36 proyek konektivitas senilai lebih dari USD 57 miliar.
“ASEAN adalah regional yang berorientasi ke depan melalui integrasi dengan berbagai model sistem dan ekosistem yang penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di ASEAN, Pemerintah di ASEAN, serta para pengusaha dan ilmuwan, semua orang yang akan menjadikan ASEAN sebagai salah satu mesin pertumbuhan utama di abad ini," kata dia.
"Sementara dapat kita lihat, tidak ada wilayah lain yang pertumbuhannya mencapai 5% dan inflasinya kurang dari 4%," pungkasnya. (NIA)